--Perbaikan Jalan dan Talud Jadi Prioritas
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID. - Tahun anggaran 2023 tersisa dua bulan. Tidak hanya menggenjot proyek yang masih tersisa, Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Bina Marga Sulawesi Tenggara (Sultra) juga mulai menyusun program yang akan diprioritaskan tahun depan. Mulai pekerjaan jalan, irigasi, talud dan lainnya.
Kepala Dinas SDA dan Bina Marga Sultra Pahri Yamsul mengaku masih menggodok program yang dikerjakan tahun depan. Dengan anggaran yang terbatas, pekerjaan akan difokuskan pada proyek yang dianggap urgen. Untuk itulah, pihaknya turun melihat kondisi infrastruktur di daerahdaerah.
“Jika ada jalur yang putus, prioritas akan diberikan pada perbaikan jalan tersebut. Begitu juga dengan rumah-rumah yang terancam hilang, akan menjadi prioritas tergantung pada kondisi keuangan daerah,” ujar Pahri Yamsul kemarin.
Sejauh ini, hampir semua daerah telah dikunjungi tersisa Konawe Kepulauan (Konkep). Namun segera akan dijadwalkan. “Kita sasar semua daerah. Dengan begitu, kita bisa mendapat gambaran rill-nya. Bagaimana infrastruktur jalannya, taludnya hingga jaringan irigasinya,” jelasnya.
Kondisi infrastruktur di daerah sambungnya, harus terus dipantau. Mengingat musim hujan yang segera tiba. Di Kolaka misalnya. Saat musim hujan tiba, seringkali terjadi jalan-jalan yang putus. Oleh karena itu, jalurnaya akan menjadi prioritas utama.
Meskipun platform anggaran belum ditetapkan, namun rancangan kerja anggaran harus dipersiapkan untuk diajukan di APBD 2024. Tentunya, program yang dikerjakan sesuai atensi Pj Gubernur Sultra.
“Sesuai arahan pak gubernur, program akan difokuskan pada persoalan yang mendesak. Yang mana, arah programnya akan berimplikasi pada pengentasan kemiskinan dan stunting, serta membuka akses baru untuk barang- barang dalam negeri,” kata Pahri Yamsul.
Dalam kunjungan di daerah kepulauan, ada keluhan dari masyarakat mengenai rumah-rumah yang terancam abrasi pantai. Salah satunya di Desa Siompu, Kabupaten Buton Selatan (Busel). Saat ini, talud yang rusak tidak dapat lagi menahan ombak.
“Kami telah bertemu Camat dan Kepala Desa setempat mengecek kondisinya. Talud sepanjang 600 meter mengalami kerusakan dan harus segera diperbaiki. Perkiraan kasar untuk penanganan talud membutuhkan anggaran sekitar Rp 6 miliar. Kami juga melakukan survey kondisi talud di Desa Majapahit dan Tiga Bahari di Busel,” jelasnya.
“Beberapa daerah lainya juga memiliki kasus serupa. Mayoritas rumah warga yang berada di wilayah pesisir mengalami kerusakan saat ombak besar melanda. Karena itu penting untuk menangani ini dengan cepat, agar rumah-rumah mereka tidak terancam hilang oleh hantaman ombak,” tambahnya. (b/rah)