Caleg Incumbent “Digoyang”

  • Bagikan
Dr.Najib Husain

--Pengamat : Pendatang Baru Berpeluang Terpilih

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemilu 2024 bisa jadi akan diramaikan pendatang baru (new comer) lintas generasi, baik dari Generasi X (Gen X), Generasi Milenial hingga Generasi Z (Gen Z). Politisi- politisi “senior” yang kini duduk di parlemen hasil Pemilu 2019 dan akan tampil lagi pada Pemilu 2024 atau caleg incumbent (petahana) diprediksi “digoyang” pendatang baru. Politisi “yunior” bisa jadi ancaman bagi politisi “senior”.

Di Sultra, sejumlah nama petahana tengah bersiap menghadapi pesta demokrasi, Pemilu 2024. Di ranah politik yang serba dinamis, bukan tidak mungkin, caleg petahana tumbang di tangan pendatang baru.

Pengamat politik Sultra, Dr. Muh. Najib Husain, S.Sos., M.Si mengatakan, caleg pendatang baru berpeluang merebut kursi para incumbent. Caleg pendatang baru diuntungkan dengan kurangnya kinerja incumbent selama masa pandemi Covid-19.

“Caleg muda dan caleg pendatang baru sudah pasti diuntungkan dengan kondisi tersebut. Mereka bisa melihat celah para petahana kemarin misalnya kinerja mereka selama 5 tahun kurang bagus. Jadi mereka (caleg muda/pendatang baru) akan tampil sebagai penyempurna. Apalagi pada 2020 - 2022, para petahanan diposisikan pada Covid 19 sehingga mempengaruhi kinerjanya di lapangan. Banyak pembatasan anggaran akibat pandemi Covid-19. Kinerjanya pun belum terlihat,” analisis Dr.Najib Husain.

Akademisi Fisip Universitas Halu Oleo (UHO) itu menilai terjadinya perubahan (komposisi) caleg petahana yang berpindah partai, persaingan di internal partai, dan hadirnya beberapa partai politik (parpol) baru turut mempengaruhi daya tarik petahana untuk dipilih.

“Sudah pasti dengan perpindahan beberapa caleg petahana dari partai sebelumnya akan berpengaruh. Karena kadang ada pemilih yang loyal pada partai tapi tidak loyal pada figur. Ini bisa jadi kendala bagi petahana,” tutur Dr.Najib Husain.

Jika ingin terpilih kembali, kata Dr.Najib Husain, para caleg petahana harus meyakinkan pemilih bahwa mereka adalah figur yang tepat untuk dipilih menjadi wakil rakyat untuk 5 tahun kedepan.

“Karena petahanan ini tolak ukurnya sangat jelas, yakni selama 5 tahun itu sudah dipotret oleh pemilih. Apa yang sudah dilakukan untuk rakyat. Jadi janji politiknya kemarin itu (Pemilu 2019), akan ditagih oleh para pemilihnya. Dan untuk meyakinkan para pemilih itu membutuhkan suatu energi besar,” tegas Dr.Najib Husain.

Terpisah, salah satu caleg petahana, Herry Asiku optimistis terpilih kembali sebagai anggota DPRD Sultra lewat Partai Golongan Karya (Golkar) pada Pemilu 2024. Indikatornya, ia sudah menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat terutama di Daerah Pemilihan (Dapil) Sultra VI (Konawe, Konawe Utara dan Konawe Kepulauan).

“Berbagai program sudah kita jalankan, misalnya mendorong pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur. Lalu, menghadirkan layanan kesehatan gratis, pemberian stimulan kepada masyarakat yang terdampak bencana, serta memfasilitasi penyaluran dana CSR (Coorporate social Responsibility) kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata Herry Asiku.

Salah seorang caleg pendatang baru dari Partai Demokrat, Mohamad Syahputra Rahman mengaku siap mengawal aspirasi masyarakat di parlemen. Bagi dia, pengabdian di parlemen akan memudahkannya membantu warga secara signifikan.

"Dari berbagai pengamatan secara langsung, masyarakat Sultra khususnya Kota Kendari masih banyak membutuhkan perubahan signifikan khususnya pada aspek infrastruktur dasar. Nah, persoalan ini menjadi titik utama perjuangan saya ketika terpilih dan duduk menjadi anggota DPRD Sultra," kata Mohammad Syahputra Rahman.

Dengan mengusung tagline "Semangat Baru dan Harapan Baru" , Syahputra optimistis terpilih menjadi anggota DPRD Sultra periode 2024-2029. “Sebagai seorang pemuda, kita mesti memiliki intelegensi atau kecerdasan intelektual politik yang mendalam dan menyeluruh sehingga kita bisa melakukan perubahan di tengah masyarakat,” pungkasnya. (ags/b)

  • Bagikan

Exit mobile version