KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mendorong upaya penekanan inflasi di wilayah ini. Di mana inflasi di Bumi Anoa terus menunjukkan penurunan. Pada tahun 2022, inflasi mencapai 7,39 persen year on year (y on y). Tahun ini inflasi mulai terkendali di angka 3,46 persen (y on y).
Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto mengatakan meski masih di atas angka nasional, namun inflasi Sultra kian mengalami penurunan. Penurunan itu tentu sangat signifikan bila dibanding tahun 2022.
“Tahun 2022 inflasi Sultra capai 7,39 persen (y on y). Tahun ini, turun signifikan. Di mana inflasi sudah mencapai 3,46 persen. Status inflasi Sultra ini sudah sesuai dengan target pemerintah (batas toleransi sampai Desember 4 persen) dimana status inflasi moderat atau terkendali,” kata Andap saat rapat bersama para OPD lingkup Sultra terkait masalah inflasi.
Untuk memenuhi kebutuhan beras Sultra, para petani lokal sebaiknya jangan menjual hasil pertanianNya (beras) ke daerah lain. “Jangan jual ke daerah lain, tapi penuhi dulu kebutuhan disini (Sultra). Kita terus komitmen berikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Target kita harus terus menurunkan angka inflasi itu,” tegasnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan stok beras Sultra saat ini masih sangat terkendali. Di mana cadangan stok beras Sultra sampai Desember masih ada di amgka 22.994 ton beras lokal.
“Ini khusus stok produksi lokal. Bila stok lokal di tambah bantuan pemerintah dan Bulog ini jelas stonya lebih banyak. Kami khawatir kenapa stok beras banyak tapi harga malah melonjak. Jangan sampai banyak spekulan memainkan harga. Masyarakat jangan khawatir, sebab stok kita kedepan bisa meningkat lagi sebab Konawe sudah mulau hujan,”ujarnya. (c/rah)