KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Kecamatan Kapontori baru saja sukses menggelar pesta syukuran ritual adat Watumotobe. Seremoni tahunan itu bertajuk “Tuturangi dan Bhongkano Khopo”. Semua lapisan masyarakat terlibat didalamnya sebagai wujud ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh dari alam selama ini.
Pj. Bupati Buton, La Ode Mustari, menyampaikan apresiasinya atas komitmen dan konsitensi masyarakat setempat dalam menjaga tradisi budaya. Menurutnya acara adat itu merupakan perekat silaturahmi bagi semua.
“Meski sedang berada dalam cuaca ekstrem, tetapi para petani dan nelayan di sini mampu berproduktivitas, berupaya memenuhi ketahanan pangan bagi masyarakat Watumotobe,” kata Mustari, kemarin.
Sejak dilantik sebagai Pj. Bupati, ia telah menyaksikan hampir semua desa dan kelurahan di Buton menggelar pesta adat sesuai dengan cara masing-masing, tetapi tujuannya sama yakni mengekspresikan rasa syukur.
“Ini juga menandakan kita sebagai orang Buton memiliki rasa syukur yang tinggi terhadap nikmat dari Sang Pencipta,” sambungnya.
Mustari menambahkan, kegiatan seperti itu tentu mendatangkan dan menarik perhatian orang banyak. Sehingga dapat memicu pergerakan dan pertumbuhan ekonomi di daerah. Terlebih ada atraksi dan hiburan panggung rakyat.
“Sebab semakin banyak orang yang datang menyaksikan acara seperti ini, maka pertumbuhan ekonomi kian bergeliat,” terangnya.
Buton-1 itu juga menegaskan untuk senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban sehingga situasi tetap aman, damai serta kondusif.
“Di zaman modern dengan perkembangan teknologi sekarang, kadang-kadang sadar atau tidak telah menggerus nilai-nilai sosial kemasyarakatan kita. Salah satu perekatnya adalah pesta syukuran seperti ini,” ungkapnya.
Sementara itu Camat Kapontori, La Ode Farihi, menguraikan, acara tersebut merupakan syukuran bagi masyarakat nelayan melalui ritual tuturangi dan petani menyelanggarakan Bhongkano khopo yang keduanya bermakna sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Allah SWT.
“Ritual Tuturangi dan Bongkano Khopo ini merupakan acara tahunan yang bertujuan sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan kepada kita selama satu tahun. Ini juga sebagai perwujudan pelestarian nilai-nilai budaya yang ada di Kelurahan Watumotobe,” katanya.
La Ode Farihi juga mengharapkan agar acara ini dapat melahirkan generasi- generasi cinta budaya, menghormati yang lebih tua, cinta persatuan dan kesatuan, sehingga di wilayahnya tetap tercipta situasi damai. “Apalagi kedepan kita menghadapi tahun politik, pesta demokrasi, Pemilu 2024,” pungkasnya. (c/lyn)