KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemprov Sultra berupaya melakukan diversifikasi pangan. Adalah sorgum, tanaman alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti beras dan potensial dikembangkan di Sultra.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan PeternakanSultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan, Pemprov Sultra sudah mengeluarkan Perda terkait pangan lokal sejak tahun 2022. Regulasi itu membuat lembaganya berkewajiban menjaga produksi pangan alternatif dan ketersediaan setiap tahun. Salah satunya mengoptimalkan produksi sorgum.
“Saat ini kita terus mendorong pengembangan sorgum sebagai pangan alternatif. Bahkan sorgum sudah mulai kita jajakan di pasar murah yang digelar Pemprov Sultra dengan harga Rp25 ribu per kilogram,”kata Rusdin.
Katanya, sorgum merupakan tanaman biji-bijian yang masih berkerabat dekat dengan padi dan jagung. Sorgum bisa dijadikan sebagai bahan dasar makanan pengganti nasi. Untuk Sultra, tanaman sorgum terbesar di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan Kolaka Timur.
Penangkaran sorgum yg disertifikasi di Konsel sejak Januari hingga April 2023 dengan lahan seluas 7 hektar dan dan 1,5 hektar di Kolaka Timur. Sementara sorgum yang tidak disertifikasi (untuk konsumsi) seluas 15 hektar di Konsel. Bahkan untuk tahun 2024 rencana pengkaran sorgum di Konsel seluas 50 ha
“Sorgum juga ada di Balai Benih di Konawe tapi produksinya tidak begitu besar dan hanya sekira empat hektar. Tahun 2023 ini produksi sorgum di beberapa kabupaten juga masih sementara proses, semoga bisa dipanen dalam waktu dekat,” ujarnya.
Rusdin menambahkan, tahun ini, Sultra mendapat bantuan benih sorgum yang diserahkan pemerintah pusat untuk Kabupaten Wakatobi sekitar 200 hektar. “Kita berharap Wakatobi itu menjadi pusat pengembangan sorgum di Sultra selain Konsel dan Kolaka Timur. Sehingga produksi sorgum di Sultra bisa lebih besar lagi,”harapnya. (rah/b)