BPBD Sultra Mitigasi Bencana Kekeringan

  • Bagikan
Kepala BPBD Sultra, Muhammad Yusup (2 dari kiri) dan Plt Bupati Koltim Abdul Azis (tengah) meninjau kondisi bencana hidrometeorologi di Desa Bou, Kecamatan Lambandia, Kamis (19/10/2023), kemarin. (IST)
Kepala BPBD Sultra, Muhammad Yusup (2 dari kiri) dan Plt Bupati Koltim Abdul Azis (tengah) meninjau kondisi bencana hidrometeorologi di Desa Bou, Kecamatan Lambandia, Kamis (19/10/2023), kemarin. (IST)

--Bantu Petani di Koltim dengan Sumur Bor

--508 Hektare Sawah Kering, Petani Gagal Panen

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kekeringan lahan termasuk salah satu bencana hidrometeorologi. Lahan-lahan di beberapa wilayah di Sultra mengalami kekeringan akibat terdampak El Nino (pemanasan Suhu Muka Laut yang mengurangi curah hujan). Kekeringan lahan juga terjadi di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim). Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sultra, Muhammad Yusup bersama Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Koltim Abdul Azis turun meninjau kondisi bencana hidrometeorologi di Desa Bou, Kecamatan Lambandia, Kamis (19/10/2023), kemarin.

Akibat kekeringan itu, 508 hektar tanaman padi gagal panen alias puso. "Kita sudah turun melihat secara langsung sawah kering sekira 508 hektare yang terdampak El Nino. Kami akan ikut membantu petani di Koltim dengan memberikan bantuan sumur bor. Soal berapa banyak pengadaan sumur bor akan disesuaikan kondisi keuangan yang disiapkan," ujar Kepala BPBD Sultra, Muhammad Yusup kepada Kendari Pos, Kamis, kemarin.

Muhammad Yusup mengapresiasi langkah mitigasi yang telah dilakukan Plt Bupati Koltim Abdul Azis yang membantu petani yang sawahnya terdampak El Nino. "Memang kondisi pengairan yang ada kurang maksimal. Karena itu, BPBD Sultra akan menghadirkan sumur bor untuk petani kita yang terdampak kekeringan," kata Muhammad Yusuf di Desa Bou, kemarin.

Menurutnya, fenomena kekeringan ini tak hanya terjadi di Sultra dan Koltim tetapi telah menjadi isu global. "Pada prinsipnya kita sama-sama melihat dan prihatin dengan kondisi yang ada akibat dampak cuaca ekstrem. Karena itu BPBD Sultra turun mengecek kondisi di lapangan. Untuk memastikan apa yang dibutuhkan masyarakat kita," ungkap Muhammad Yusup.

Sementara itu, Plt Bupati Koltim Abdul Azis mengatakan, lahan persawahan eksisting di Koltim sekira 19 ribu hektare. Jumlah itu termasuk luas sawah di Desa Bou sekira 1.100 hektare. Luasan sawah yang terdampak kekeringan sekira 508 hektare.

"Padi di Desa Bou tidak bisa diselamatkan, sudah puso alias gagal panen total. Di desa itu seharusnya disiapkan 30 unit sumur bor. Saya mengapresiasi Pj Gubernur Sultra yang telah menurunkan BPBD Sultra untuk memverifikasi di lapangan," ujarnya disela-sela peninjauan sawah kering di Desa Bou, Kamis kemarin.

Wakil Bupati Koltim itu Abdul Azis mengaku, pihaknya telah berupaya menangani dampak kekeringan pada beberapa titik. Salah satunya menyiapkan mesin pompa air untuk membantu petani mengairi sawah.

Adapun petani yang mengalami kerugian akibat padi puso akan diberikan bantuan. "Kami masih mendata yang terdampak untuk diberikan bantuan," kata Plt Bupati Abdul Azis.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Koltim, Ridwan mengingatkan petani lainnya untuk mengantisipasi ancaman kekeringan. Dia menyarankan agar petani memaksimalkan mesin pompa air untuk mengairi sawahnya agar tidak gagal panen.

"Kami masih terus berkoordinasi dengan kelompok tani yang memiliki pompa air agar meminjamkan kepada kelompok tani lainnya agar tidak terdampak kekeringan. Di Kecamatan Dangia, kita sudah pasang 1 set mesin pompa air," kata Ridwan

Mantan Kabid Ketahanan Pangan Distanak Koltim ini berharap, kelompok tani petani bisa bekerja sama dengan kelompok tani lainnya dalam menghadapi kemarau ini. "Untuk sementara kita hanya bisa memfasilitasi dengan pinjam pakai mesin pompa air diantara kelompok tani. Kita belum memiliki mesin pompa air yang setiap saat stand by di Dinas Tanaman Pangan. Mudah-mudahan ke depannya bisa kita siapkan," tutup Ridwan. (rah/kus/b)

  • Bagikan