KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kota Kendari menjadi tempat penyelenggaraan peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tingkat nasional. Gubernur dari 38 provinsi, kementerian/lembaga serta berbagai civil society berkumpul di Kendari untuk membahas soal mitigasi bencana. Kondisi itu membantu pergerakan ekonomi di Kota Lulo.
Terselenggaranya PRB dengan sukses membuat Kendari diganjar dua penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI; sukses menyelenggarakan peringatan bulan PRB dan pemenang lomba Road To PRB tahun 2023 dengan kategori pelaksanaan kerja bakti melibatkan camat, lurah dan masyarakat.
Penghargaan diserahkan langsung Kepala BNPB RI Letjen TNI Suharyanto kepada Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu.
Asmawa Tosepu mengatakan menjadi tuan rumah hajatan nasional ini merupakan sebuah kesempatan bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan pemahaman dan performance agar lebih sigap dalam mengurangi risiko bencana yang bisa terjadi kapan dan di mana saja.
“Peringatan Bulan PRB tahun ini menjadi momentum bagi kita untuk senantiasa wasdapa dan mempersiapkan segala sesuatu dalam rangka mengurangi risiko bencana,” kata Asmawa Tosepu.
Disisi lain, ia mengapresiasi pelaksanaan peringatan Bulan PRB tahun ini karena memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah.
“Alhamdulillah semua sektor kita bergerak di momentum peringatan bulan pengurangan risiko bencana ini. Terutama sektor ekonomi kita. Perekonomian bergerak di Kota Kendari. Semua elemen masyarakat terutama pelaku usaha dapat berkahnya,” kata Asmawa Tosepu.
Sebelumnya, Kepala BNPB RI Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pelaksanaan peringatan bulan PRB merupakan agenda tahunan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang bisa terjadi kapan dan dimana saja tanpa mengenal waktu.
Ia mengungkapkan, pada 2023 ini bencana di Sulawesi Tenggara (Sultra) secara umum didominasi dengan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem.
“Memang Indonesia ini anomali cuaca ada bencana kekeringan dan Elnino tapi di tempat lain sudah hidrometeorologi basah, di Aceh sudah banjir, Sumatera Utara banjir, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah kebakaran hutan dan lahan dan kekeringan, tapi di atasnya lagi Kalimantan Utara sudah banjir,” jelasnya.
Ia berharap sukses penyelenggaraan peringatan PRB tahun ini bisa semakin meningkatkan pemahaman semua elemen mulai dari pemerintah, masyarakat dan stakeholder terkait dalam rangka mengurangi dampak bencana. “Semua harus melek jika bencana terjadi. Harus bergotong royong mengurangi beban masyarakat,” pungkasnya. (ags/b)