KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Tercatat 128 pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah IX C Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2023-2027 yang dinahkodai Prof.Dr. Ir. H. Andi Bahrun M.Sc., Agric., dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua Umum APTISI, Dr. Ir. H. M. Budi Djatmiko M.Si., di Sahid Azizah Syariah Hotel and Convention Kendari, Rabu (11/10).
Ketua Umum APTISI, Dr. M. Budi Djatmiko berharap dengan dikukuhkannya pengurus APTISI Sultra tersebut bisa membawa perubahan yang lebih besar dengan pencapaian- capaiannya agar bisa menyelesaikan permasalahannya pendidikan tinggi di Sultra. “Apalagi APTISI ini sudah berbasis wilayah dan bukan lagi komisariat. Sehingga kewenangannya menjadi lebih luas. Dan kewenangannya ini harus disampaikan karena kemitraannya itu dengan Gubernur. Jadi nanti Ketua APTISI Sultra harus bermitra dengan Gubernur untuk mencapai kemajuan bersama agar wilayah Sultra sejajar dengan daerah yang lain,” ujarnya.
Ketua APTISI Sultra, Prof. Andi Bahrun yang baru saja dilantik mengungkapkan, bahwa momentum tersebut menjadi tonggak awal perjuangan dan kebangkitan APTISI untuk bersanding, saling mendukung, maju bersama, bersinergis dan berkolaborasi serta digitalisasi untuk kemajuan institusi perguruan tinggi swasta guna menciptakan generasi emas bangsa, memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) daerah dan menciptakan kesejahteraan masyarakat menuju Indonesia maju.
Ia sadar bahwa dirinya memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas SDM dan kemajuan serta kesejahteraan masyarakat. Selain itu ia berkeinginan agar tidak ada lagi anak-anak yang putus kuliah dan masyarakat miskin di atas kelimpahan sumber daya alam Sultra. Olehnya itu, pemerintah utamanya pihak swasta melalui CSR itu bisa berkontribusi untuk memberikan biaya pendidikan baik tingkat dasar tingkat atas hingga perguruan tinggi kepada masyarakat Sultra.
“Kami sadar bahwa kunci sukses di era disrupsi adalah adaptasi, inovasi, kolaborasi, dan digitalisasi. Kami juga sadar PTS saat ini menghadapi tantangan yang semakin berat karena itu harus meningkatkan kualitas, penyelenggaraan sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah untuk memenuhi tuntutan zaman. Dinamika kecepatan perubahan ilmu dan teknologi diera saat ini, menuntut PTS untuk selalu bertransformasi,” ungkapnya.
Mantan Ketua Universitas Terbuka Kendari ini, juga mengatakan bahwa ada berbagai masalah yang dihadapi oleh PTS antara lain input mahasiswa baru, sarana prasarana, mutu penyelenggaraan, akreditasi, IKU, pembiayaan dan sebagainya. Oleh karena itu PTS seharus solid dan bersatu dalam berjuang menyelesaikan masalah yang ada, namun pihaknya juga memohon dukungan dan bantuan dari Bapak Gubernur, legislatif dan para pihak. Ia yakin dan percaya jika PT wilayah Sulawesi Tenggara akan maju dalam berkontribusi pada kemajuan daerah, salah satunya Sultra akan dibanjiri anak-anak tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang cerdas dan memiliki pendapatan menengah ke atas. Sehingga ini kan menjadi mesin penggerak ekonomi baru bagi daerah, terlebih daerah yang kaya akan sumber daya alam.
“Saya menegaskan kembali, semoga keberadaan APTISI bisa menyatukan seluruh potensi yang ada. Guna kemajuan daya saing institusi PTS, daya saing daerah, kesejahteraan masyarakat dan Indonesia emas. Selain itu, APTISI IX C Sultra siap bermitra dan mendukung program pemerintah daerah provinsi dan kabupaten maupun kota serta siap bermitra dengan corporate. Oleh karena itu saat acara pelantikan hari ini ada penandatanganan MoU antar PTS se Sultra, MoU APTISI dan Kadin Sultra. Rencananya akan ada MoU antara APTISI dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Setelah MoU ini akan ditindaklanjuti dengan masing-masing PTS”, beber Prof. Andi Bahrun.
Sementara, Pj Gubernur Sultra Komjen Pol Dr (HC) Andap Budhi Revianto dalam hal ini diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Laode Butolo menuturkan, perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pencerahan kepada semua stakeholder baik pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat. Peran ini tidak lepas dari posisi perguruan tinggi yang menjadi pusat pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai pemberi arah, kata dia, lembaga pendidikan harus mampu memberikan solusi atas semua persoalan yang dialami dan atau dihadapi oleh masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan maka perguruan tinggi harus berkontribusi terhadap kecerdasan bangsa. Sebagai lembaga kader keilmuan maka perguruan tinggi tidak hanya mampu mencetak para ilmuwan tetap juga harus mampu menciptakan kader-kader kepemimpinan bangsa baik lingkup daerah maupun lingkup nasional
“Selain itu, pemerintah telah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap dunia pendidikan khususnya lembaga pendidikan tinggi agar bisa menghasilkan kualitas pembelajaran dan output, baik publikasi ilmiah, pengabdian keilmuan, maupun kualitas lulusannya. Kualitas pembelajaran akan membuat lembaga pendidikan menjadi pusat peradaban, karena lembaga pendidikan adalah sumber rujukan etik dan moral bagi suatu masyarakat,” tambahnya.(win/b)