--Pj Gubernur Dijadwalkan Pimpin Apel
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Puncak peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) ke-XI nasional dimulai hari ini, Rabu (11/10/2023). Diawali apel kesiapsiagaan di kawasan eks MTQ Kendari. Secara teknis, persiapan pelaksanaan bulan PRB oleh tuan rumah, Pemprov Sultra sudah 100 persen. Baik dari aspek transportasi, akomodasi hingga lokasi kegiatan.
Pj Gubernur Sultra Komjen Pol (Purn) Andap Budhi Revianto dijadwalkan memimpin apel kesiapsiagaan hari ini. "Ada beberapa event kegiatan yang digelar di Kota Kendari, mulai dari apel kesiapsiagaan, simulasi bencana, seminar nasional, penanaman mangrove dan beberapa kegiatan lainnya. Kita sebagai tuan rumah tentunya harus siap," ujarnya, baru-baru ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sultra mematangkan persiapan apel kesiapsiagaan bulan PRB. Selasa kemarin, peserta apel kesiapsiagaan menggelar gladi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sultra Muhammad Yusup melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Dedet Ilnari Yusta mengatakan, apel siaga bencana dan simulasi bencana banjir akan diikuti oleh 800 peserta dari 17 kabupaten/kota se-Sultra.
"Apel siaga bencana ini secara langsung akan dipimpin bapak Pj Gubernur Sultra. Kita juga sudah mengundang semua lembaga instansi yang ada kaitannya dengan kebencanaan di Sultra, baik TNI/Polri, lembaga-lembaga dan dinas terkait lainnya," kata Dedet kepada Kendari Pos, Selasa (10/10/2023).
Mantan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Konawe itu menjelaskan sesungguhnya banyak peserta dari provinsi lain yang ingin bergabung bersama dalam apel kesiapsiagaan ini. Namun, mengingat keterbatasan kapasitas lokasi, maka dipertimbangkan apel kesiapsiagaan bencana hanya diikuti lingkup Sultra saja. "Hari ini (kemarin, red) kita gladi simulasi apel kesiapsiagaan dan simulasi penanganan banjir," ujar Dedet.
Alumni SMAN 1 Unaaha itu berharap melalui bulan PRB ini dapat terjalin komunikasi dan koordinasi antar semua pihak terkait penanggulangan bencana di daerah. "Sehingga ketika terjadi bencana tak ada lagi pengkotak-kotakan lembaga, tetapi semua berada dalam satu komando penanganan bencana," tutup Dedet. (rah/b)