KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemilu kurang dari setahun. Sebagai bentuk antisipasi pengamanan Pemilu 2024, Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai memetakan daerah kerawanan. Dari hasil Rapat Koordinasi (Rakor) Mantap Brata Anoa 2023-2024, jazirah Tenggara Sulawesi ini masuk kategori merah.
Direktur Intelijen (Dirintel) Polda Sultra Komisaris Besar Polisi (Kombespol) Andhika Visnhu mengatakan beberapa poin yang dibahas dalam Rakor tersebut, diantaranya antisipasi konflik saat Pemilu dan mendeteksi daerah-daerah yang dianggap rawan. Pihaknya melakukan pemetaan dan deteksi potensi ancaman Pemilu pada 2024.
“Pemetaan ini bertujuan untuk memudahkan kerja-kerja personel kepolisian dalam mengamankan jalannya Pemilu. Juga dalam upaya melakukan preventif potensi konflik,” kata Andhika Visnhu.
Kombes Pol Andhika Visnhu menguraikan sekira sembilan potensi kerawanan dalam tahapan pra-pemilu 2024 yakni pasca penetapan DPT, penetapan caleg, penetapan capres - cawapres dan distribusi logistik pemilu. Selain itu, kampanye di luar tahapan inti, polarisasi politik di medsos, deklarasi relawan, gugatan penyelenggara pemilu hingga konflik internal partai politik.
“Mengenai tahapan dan tantangan Pemilu Serentak 2024, tugas Polri menjaga, mengawal, dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas),” ujarnya.
Berdasarkan analisis mendalam dan menyeluruh yang didukung dengan data-data mutakhir Pemilu sebelumnya, Sultra masuk dalam kategori rawan. Atas dasar itu, Polda Sultra bakal “all out” mengamankan jalannya pesta demokrasi 2024.
“Kami juga meminta dukungan seluruh stakeholder dan masyarakat agar Pemilu 2024 berjalan sukses dan damai,” tandas Andika. (b/ali)