Kemarau Panjang, Jangan Boros Pangan !

  • Bagikan
Pj. Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu mengolah pangan lokal menjadi adonan Sinonggi, makanan khas etnis Tolaki dengan menyeduhkan air mendidih ke dalam sagu. (DOK/KENDARI POS)
Pj. Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu mengolah pangan lokal menjadi adonan Sinonggi, makanan khas etnis Tolaki dengan menyeduhkan air mendidih ke dalam sagu. (DOK/KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Kemarau panjang melanda sebagian besar wilayah tanah air. Kondisi tersebut berdampak terhadap stok pangan. Merespon hal tersebut, Pemerintah Kota Kendari mengeluarkan Surat Edaran Nomor 521/3464 Tahun 2023 tentang Gerakan Selamatkan (Gemakan Pangan). Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu mengatakan, poin utama surat edaran yang dia keluarkan yakni mengajak masyarakat agar tidak boros pangan.

“Kami mendorong masyarakat untuk tidak boros pangan lewat pengurangan separuh food waste yang masih aman dan bergizi untuk dikonsumsi per kapita. Sehingga diperlukan suatu gerakan bersama, kolaborasi dan sinergisitas yang diberi nama Gerakan Selamatkan Pangan (Gemakan Pangan) Kota Kendari,” ungkap Asmawa Tosepu.

Sebagai bentuk intervensi, pihaknya dalam surat edaran tersebut menekankan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Kepala Puskesmas dan Tim Penggerak PKK untuk aktif melaksanakan sosialisasi dan edukasi stop boros pangan di lingkungan sekitar.

“Bentuk dukungan berupa banner, spanduk dan media lainnya serta materi sosialisasi dan kampanye dapat berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Kota Kendari,” ungkap Asmawa.

Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Kendari, Abdul Rauf mengungkapkan stok pangan di Kota Kendari masih tersedia. Berdasarkan data yang diterima dari Bulog, stok pangan berupa beras masih tersedia 2 ribu ton.

Kendati demikian, pihaknya tetap menjalankan program Gemakan Pangan mengingat dampak El Nino yang melanda Kota Kendari saat ini. Kondisi kemarau yang berkepanjangan berpotensi mengurangi hasil panen petani.

Rauf menambahkan, lewat Program Gemakan Pangan ini, selain mengimbau masyarakat tidak boros makan, pihaknya akan menggaungkan pemanfaatan pangan lokal “Sikkato” atau yang lebih dikenal dengan arti Sinonggi, Kambose, Kasuami, dan Kabuto (makanan khas Sulawesi Tenggara).

“Sikkato bisa jadi alternatif dimasa krisis pangan yang berpotensi terjadi. Masyarakat tidak boleh boros pangan. Makan yang sewajarnya untuk menjaga ketahanan pangan tetap terjaga dan memenuhi kebutuhan semua masyarakat,” pungkasnya. (ags/b)

  • Bagikan

Exit mobile version