Tokoh Perubahan 2023, Seniman Inspiratif dan Berprestasi
Ivonne Mariana Inawade Albert, Putri Indonesia 1992 Sultra
Kemilau Bintang Sultra di Jagat Entertainment
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Nama Ivonne Mariana Inawade Albert cukup terkenal dalam dunia entertainment. Perempuan kelahiran 1972 ini piawai di pentas seni sejak kecil. Koleksi penghargaan yang diraihnya, berderet. Bahkan saat ini namanya sudah mulai melambung di level atas setelah merambah dunia sinetron yang ditayangkan televisi nasional. Anak pasangan Albert Jie dan Margaretha Posende ini mulai menggeluti dunia pertunjukan sejak SD. Bahkan ia pernah mewakili Sultra dalam Porseni tingkat nasional di Jakarta tahun 1983 dalam ajang seni suara sembilan personil. “Ini pengalaman awal saya mewakili daerah di panggung nasional, bahkan saat itu saya menjadi siswa teladan di SDN Kristen Kendari,” kisah Ivonne Mariana.
Kembangkan Talenta Anak Lokal Hingga Level Nasional
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Upaya Ivonne Mariana Inawade dalam membangkitkan bakat putra-putri Sultra untuk terjun di dunia akting, kian maksimal. Melalui managemen Flash Inter Model Music Movie (FIMM) Kendari, pesinetron yang telah meniti karir sejak tahun 2018 itu berusaha menggali potensi bakat anak daerah untuk menjajal kemampuannya di dunia perfilman. Saat ini, ia sudah berhasil mengorbitkan beberapa putra-putri terbaik Sultra untuk tampil di dunia sinetron stasiun skala nasional. Seperti FTV, RCTI, SCTV, ANTV dan juga layar lebar. Tak henti sampai di situ, agar lebih diketahui masyarakat Sultra adanya beberapa anak berbakat yang ia berhasil asuh di dunia entertainment, Ivonne bersama crew managemen FIMM melaksanakan program roadshow ke sejumlah media di Sultra. Lewat publikasi ke media, ia bisa menjadikan jembatan informasi kepada masyarakat Sultra bahwa FIMM adalah wadah bagi anak daerah untuk meniti karir di dunia sinetron. “Kebetulan pendiri FIMM adalah saya sendiri yang juga asli dari Kendari. Saya merasakan bagaimana perjuangan membangun karir dari nol, mulai figuran sampai akhirnya mendapatkan peran penting pada sinetron “Cinta Buta” di SCTV sebagai ibu Citra. Juga sebagai ibu Rumy di sinetron Putri untuk Pangeran (RCTI) dan dokter klinik Polres Praja Lima di sinetron Ikatan Cinta RCTI sejak episode 3,” motivasinya. Oleh karenanya, lanjut Ivonne, dengan karir dan pengalaman yang dilalui itu, ia ingin ada generasi penerus yang berasal dari Sultra mengikuti jejaknya.
“Inilah saatnya putra putri terbaik dari Sulawesi Tenggara bisa mengikuti jejak tersebut. Saya ingin berbagi ilmu dan pengalaman saya kepada mereka agar tidak ragu dalam melangkah untuk mewujudkan obsesi mereka menjadi aktris,” pintanya. Ivonne berharap pada anak-anak generasi milenial Sultra untuk tunjukan dan mengasah bakat hingga level nasional dan bisa bersaing dengan putra putri dari berbagai daerah di tanah Air. “Kita melihat ada Fildan di dunia musik dangdut dan beberapa anak lainnya yang mulai hits. Itu semua melalui proses. Oleh karena itu teruslah berkarya dan mengeksplore bakat dan talenta agar semakin bersinar. Ibarat kilau mutiara, agar Sultra semakin maju bukan cuma di bidang sumber daya alamnya yang kaya tapi generasi milenialnya pun yang semakin eksis dengan prestasinya di dunia seni dan budaya,” pintanya.
Ia menyebut, saat ini ada lima talent yang sudah ikut mendapat peran kecil di sinetron ikatan cinta, putri untuk pangeran dan cinta untuk bunda produksi MNC Pictures. “Sementara yang tayang di RCTI, ada Alvino Putra Gilbert, Nadine Safana, Putri Anjani, Agni dan Reyka Ananda. Mereka yang sementara syuting itu, semua dari Sultra,” bangganya. (kam/adv) Kemilau Bintang Sultra di Jagat Entertainment Nama Ivonne Mariana Inawade Albert cukup terkenal dalam dunia entertainment. Perempuan kelahiran 1972 ini piawai di pentas seni sejak kecil. Koleksi penghargaan yang diraihnya, berderet. Bahkan saat ini namanya sudah mulai melambung di level atas setelah merambah dunia sinetron yang ditayangkan televisi nasional. Anak pasangan Albert Jie dan Margaretha Posende ini mulai menggeluti dunia pertunjukan sejak SD. Bahkan ia pernah mewakili Sultra dalam Porseni tingkat nasional di Jakarta tahun 1983 dalam ajang seni suara sembilan personil. “Ini pengalaman awal saya mewakili daerah di panggung nasional, bahkan saat itu saya menjadi siswa teladan di SDN Kristen Kendari,” kisah Ivonne Mariana.
Masuk SMAN 1 Kendari sejak tahun 1988, ia sempat masuk sebagai utusan Paskibraka Sultra tingkat nasional di Istana Presiden. Selain eksis di bidang akadamik, sederet prestasi nonakademik juga dipersembahkannya. “Diantaranya juara I Putri Citra tingkat Provinsi Sultra tahun 1988, bahkan sempat masuk finalis 12 besar Putri Citra Indonesia nasional,” ceritanya. Setelah menamatkan pendidikannya di bangku SMA pada tahun 1990, Ivonne memilih untuk mencari kerja. Ia mulai merintis karirnya di dunia Perbankan sebagai Customer Service dan Customer Relation Officer Bank Danamon Kendari sejak tahun 1990-1992.
Selama dua tahun jadi karyawan, perempuan usia 51 tahun itu kemudian mendapat kesempatan sebagai pramugari di maskapai Garuda Indonesia. Ia meniti karirnya di dunia penerbangan selama 16 tahun mulai 1992 hingga 2009. “Hobi saya memang senang dengan dunia pertunjukan. Sehingga diakhir tahun 2009 itu saya berhenti sebagai pramugari. Saya mulai berpikir bagaimana bisa kembali menghidupkan bakat dan kemampuan saya di dunia akting. Akhirnya saya mendirikan sekolah modelling di Kendari, Flash Intermodel School tahun 2010 silam,” sambung Putri Indonesia 1992 Sultra tersebut.
Kala itu, ia juga jadi pelopor Meet n Greet untuk artis-artis cilik seperti Idola Cilik dan Coboy Junior yang programnya dilaksanakan ke hampir semua kota-kota besar di Indonesia. “Dengan modal pengalaman itu, saya mendirikan Event Organizer (EO) bernama Detik Enterprise dengan menjadi promotor lokal di Sulawesi Tenggara. Kami membuat pertunjukan hiburan di beberapa kota di Indonesia, seperti Kendari, Makassar, Solo, Purwokerto, Banjarmasin, Pekanbaru, Padang, dengan membawa artis atau grup band papan atas dan yang tengah naik daun sebagai pembelajaran dalam rencana untuk membuat dan mencetak artis sendiri,” kisahnya.
Pada tahun 2012, ia membentuk girlband bernama “The Charolla” yang salah satu personelnya diterima di Teneebele (artis remaja cantik dan ceria) yakni Yoriko Angeline. “Girlband The Charolla yang saya bentuk ini juga beberapa kali mengisi off air di beberapa kota besar di Indonesia termasuk Banda Aceh sebagai bintang tamu di acara konser Coboy Junior yang saya adakan,” katanya. Awal Januari 2015, Ivonne berusaha menggali potensi dan bakat anak-anak remaja dari berbagai daerah. Ia akhirnya resmi membentuk dan mendirikan girlband Bening-Bening. Dua personelnya adalah pentolan The Charolla juga, dengan formasi empat, yakni Icha Natashya, Thania Ang, Ankia Lapae dan Kanaya Lapae.
“Dengan berdirinya perusahaan PT Sentra Intermusik Media yang direktur utamanya adalah saya sendiri, maka lengkap sudah fasilitas yang bisa diberikan kepada anak-anak Bening-Bening. Mulai fasilitas rekaman (take vocal), latihan vocal dan koreo. Lalu menciptakan takan lagu, menjadi sutradara clip dan apa saja yang berhubungan dengan dunia entertainment,” jelas Ivonne. Dari sejumlah karya yang dilakukan, ia geluti dengan penuh perjuangan dan hasilnya adalah Bening-Bening Girlband lolos seleksi di Program Televisi nomor 1 di Indonesia yaitu Dahsyat RCTI setelah sekian lama bersabar menunggu preview/penilaian dari team yang begitu ketat dan bersaing dengan produkproduk dari label lainnya.
Pada tahun 2018, Ivonne lalu mendirikan Flash Inter Model Music Movie (FIMM). Manajemen yang ia dirikan itu masih fokus pada filmografi. Sesekali ia terjun langsung sebagai pemeran utama maupun figuran dalam sebuah sinetron yang diproduksi. Ia juga kadang mengambil peran sebagai sutradara. Sejumlah peran utama yang ia lakoni dalam dunia film itu yakni “Kisah Tragis Hanni Wahab” yang ditayangkan di stasiun TV Nasional ANTV pada tahun 2019. Lalu film “Ada Peti Mati di Rumah” oleh SCTV tahun 2019, “Trauma Masa Lalu Menikam Orang Tercinta” di ANTV tahun 2020. Ia mengambil peran sebagai ibu Mela.
“Peran lainnya saya sebagai Ibu Rosiana (Mother of Wini) di film layar lebar “Kartu Pos Wini” produksi Sinemata. Kemudian saya sebagai Ibu Ratih/mother of Miranda di web series “My Gosh Friend/ Genflix”. Kemudian di sinetron dan FTV saya juga sebagai Ibu Citra di “Cinta Buta/ SInemArt SCTV. Menjadi Ibu Aline di film “Putri Mahkota”/ Verona/ANTV 2019. Sebagai Ibu Rumy di film “Putri untuk Pangeran” di RCTI tahun 2020. Menjadi dokter klinik Polres Praja Lima di sinetron “Ikatan Cinta” RCTI 2021-2022, ibu Rizky Billar di film “Sate Ayam Rasa Cinta”/ScreenPlay/SCTV. Ibu Sita (Mother of Fendy Chow) pada film “Kuli Cantik Bangun Rumah Tangga”. Juga sebagai Ibu Jonathan Adriano di film “Pernikahan Berat di Ongkos/ FTV Screenplay PH SCTV, ibu Junior Liem, “Bunga Zaenal” di FTV Screenplay PH SCTV, ibu Billy Syahputra di Serial “Jodoh Wasiat Bapak”. Dan nantinya Webseries “Ratu Adil” yang shooting tanggal 10-11 September 2023 diproduksi Screenplay Production. Saya berperan sebagai istri pertama dari pentolan Gank 9 Naga,” ungkapnya.
Ivonne juga adalah penulis skenario dan men Direct tallent-talent muda Sultra dibawah naungan Management FIMM yang membuat pertunjukan drama musikal yang pertama di Sultra dengan judul “Salah Gaul Salah Siapa”. “Juga sebelumnya di tahun 2019 saya menggelar drama theater yang sukses di Kota Kendari dan Unaaha dengan judul “Jangan Menangis Ibu” kemudian “Opera Kemiskinan” yang juga dibawakan oleh talent-talent FIMM yang merupakan anak-anak asuh saya sendiri,” pungkasnya. (kam/adv)