KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Terkait rencana pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati Soekarnoputri, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengakui bahwa komunikasi dengan Partai Demokrat memang semakin intens. Namun, Hasto belum bisa memberikan jawaban pasti terkait dengan detail rencana pertemuan SBY-Mega. ”Komunikasi politik dijalankan sejak rapat kerja nasional yang ketiga,” ujar Hasto.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani juga sudah menemui Ketua Umum Partai Demokrat AHY. Hasto juga sudah menemui Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky. Komunikasi politik yang intens akan terus dilakukan, termasuk melalui jajaran elite PDIP lainnya.
Hasto mendengar beberapa partai politik pengusung Ganjar juga akan mengadakan pertemuan dengan Partai Demokrat. Itulah bentuk komunikasi politik yang membangun kesepahaman.
”Tetapi, kami tegaskan, kalau bekerja sama dengan partai politik pengusung Pak Ganjar, harus mengedepankan kepentingan bangsa dan negara sehingga kerja sama itu akan kokoh,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyatakan, rencana pertemuan SBY-Mega masih dalam tahap proses. Dia berharap pertemuan itu tidak dilakukan secara terburu-buru. Jadi, kata dia, tidak perlu didesak-desak. Biarlah prosesnya berjalan dengan baik.
”Keduanya tokoh bangsa. Belum bertemu saja sudah banyak memberikan kebijaksanaan,” kata Herzaky di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, kemarin.
Dia menegaskan, SBY dan Megawati merupakan tokoh bangsa yang memiliki peran sangat penting. Jika keduanya bertemu, akan ada sinyal-sinyal lain. Herzaky menambahkan, rencana pertemuan itu akan diputuskan Majelis Tinggi Partai Demokrat. ”Kami menunggu keputusan dari majelis tinggi. Kami tidak mematok batas waktu. Tapi, kalau bisa, jangan terlalu lama,” tuturnya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengungkapkan, peluang Yenny Wahid untuk menjadi cawapres di dua kubu masih cukup terbuka. Baik di Prabowo maupun Ganjar. ”Memang posisi Yenny Wahid ini bagus,” katanya.
Yenny dianggap sebagai representasi tokoh perempuan dengan trah NU yang jelas. Sekaligus memiliki massa Gusdurian di Jawa Timur (Jatim). ”Jadi, kalau ingin merebut suara di Jatim itu bisa,” terangnya.
Memang Yenny sudah bertemu dengan Prabowo. Pertemuan itu menunjukkan kedekatan keduanya. Baik sebagai teman, sahabat, maupun tetangga di Menteng, Jakarta. ”Itu dapat dilihat dalam pertemuan Prabowo yang mengharapkan dukungan Yenny,” ujarnya. (lum/idr/gal/c14/oni)