--Tingkatkan Kualitas Petani, Kapasitas Penyuluh Dioptimalkan
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Sulawesi Tenggara (Sultra) berkomitmen melakukan regenerasi petani. Beragam langkah dilakukan agar milenial Sultra tertarik berkecimpung dalam dunia pertanian.
Kepala Distannak Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan dalam upaya meningkatkan kualitas petani, pihaknya terus melakukan penyuluhan, sekolah lapang dan peningkatan kapasitas bagi penyuluh. Termasuk bermitra dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra dalam menciptakan petani milenial. Prosesnya dimulai sejak masih sekolah. Dengan begitu, dorongan dalam memproduksi hasil pertanian sudah tertanam dalam diri mereka sejak dini.
“Kami terus berupaya mendorong regenerasi petani. Sebab, ini harus kita bangun. Apalagi bila disurvei di di lapangan, petani didominasi mereka yang sudah tua. Karena itu, kami mendorong lahirnya petani milenial,” ungkap Rusdin, kemarin.
Bila merujuk pada negara lain, sudah banyak petani milenial yang sukses. Para petani berdasi, sudah banyak hadir di luar negeri, dengan menghadirkan konsep pertanian yang jauh lebih maju.
“Hal inilah yang akan kita dorong di Sultra. Kita berharap ke depan, Sultra juga melahirkan petani berdasi,” ujarnya.
Petani berdasi lanjutnya, adalah petani sukses yang mengembangkan lahan dan usaha pertanian dengan pendekatan terukur, sistematis, dan berdasarkan penelitian terkini. Mereka juga aktif berkonsultasi dengan ahli pertanian dan terlibat dalam komunitas pertanian.
“Mereka merupakan sarjana pertanian yang paham dan belajar pertanian secara sistematis. Serta berdasarkan penelitian terkini. Namun, usai studi mereka tetap mengembangkan ilmunya dalam dunia pertanian. Bila ini dikembangkan, maka pertanian ke depan akan jauh lebih maju,” jelasnya.
Saat ini, terdapat beberapa kategori petani. Misalnya, petani pemula. Merupakan petani yang menanam untuk kebutuhan sendiri. Selanjutnya, petani madya, sudah berupaya untuk terus meningkatkan produksi mulai menjual ke tetangganya.
“Kemudian, petani utama sudah bermitra dengan pembeli dari luar daerah. Artinya mereka sudah jauh lebih paham akan bisnis dalam dunia pertanian. Sehingga, semua bisa menikmati hasil pertanian mereka dengan produksi yang terus meningkat,” terangnya.
Melahirkan petani milenial atau petani berdasi sambungnya, menjadi penting. Berdasarkan informasi dan data yang ada, ke depan bakal ada masa kelangkaan pangan. Karena itu, para petani di Sultra harus didorong agar bisa naik kelas. Dalam artian, petani dapat memiliki pemahaman dalam bertani yang jauh lebih baik dan lebih sistematis.
“Sejauh ini, kita sudah berjalan kurang lebih tiga tahun. Kita tingkatkan sekolah lapang bagi petani dan pelatihan lainnya. Pelatihan ini menyasar hingga 17 kabupaten dan kota. Kita berharap, langkah ini bisa berdampak pada lahirnya petani berdasi,” imbuhnya. (rah/b)