--Pemkot Kendari Raih Predikat UHC
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari berhasil mencapai Universal Health Coverage (UHC) Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena kepesertaannya mencapai 96,50 persen. Prestasi itu akan menjadi pemantik untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu mengatakan, capaian predikat UHC tak lepas dari komitmen pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan yang maksimal dan gratis kepada masyarakat. “BPJS Kesehatan secara resmi telah menyerahkan penghargaan kepada Pemkot atas tercover-nya warga dalam pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang ada. Karena ini merupakan hak dasar bagi semua warga negara sehingga harus dipastikan terbukanya akses pelayanan yang mudah, murah, terjangkau dan berkualitas,” Ungkap Asmawa Tosepu.
Kepala Biro Umum Sekretariat Kemendagri ini berharap raihan predikat UHC ini dapat memacu pemerintah untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan. “Kami harap semua warga sudah bisa terlayani dengan asuransi kesehatan yang ada. Baik melalui program JKN maupun Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda),” kata Asmawa.
Sebelumnya, Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan, Andi Afdal menyerahkan piagam UHC kepada Pj Wali Kota Kendari Kamis (24/8). Ia mengapresiasi Pemkot Kendari atas capaian tersebut. “Hal ini tentunya merupakan bukti nyata atas komitmen dan dedikasi Pemkot dalam mengembangkan layanan kesehatan kepada seluruh masyarakat,” ungkapnya.
Lanjutnya, kunci terpenting dalam mewujudkan UHC adalah sinergi dan komitmen kuat dari pemerintah. Komitmen untuk melindungi masyarakat melalui jaminan kesehatan ini menjadi landasan utama dalam menghadirkan perlindungan sosial bagi semua lapisan masyarakat.
“Pemkot mampu menjadi contoh dengan berhasil mencapai UHC dengan cakupan kepesertaan program JKN di Kota Kendari sebesar 96,50 %. Hal ini tentunya menjadi suatu langkah progresif dalam menuju pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas,” ucapnya. Katanya, tiga hal yang disebut golden triangle. Pertama, memastikan ketersediaan akses layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Kedua, cost (biaya), yang dulu tidak mau berobat karena alasan finansial dan ketiga, memicu peningkatan kualitas.
Afdal mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dan menyukseskan transformasi mutu layanan yang tengah diupayakan oleh BPJS kesehatan bersama mitranya. Berbagai kemudahan layanan dilakukan dengan harapan peserta mengakses layanan yang dapat mudah, cepat dan setara. “Mudah artinya tidak ribet, cepat berarti tanpa antrean, cukup dengan memanfaatkan teknologi, contohnya aplikasi Mobile JKN, dan yang terakhir setara, tidak ada lagi perbedaan layanan antara pasien dari peserta JKN dengan pasien umum, antara pasien mampu dan tidak mampu,” pungkasnya. (ags/b)