KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID --38 desa yang menjadi kampung Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Muna berisiko stunting. Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Muna membangun dapur sehat di desa-desa itu untuk mengatasi stunting.
Kepada Dinas PPKB Muna, Hayadi melalui Kabid Daiduk, Penyuluhan dan Penggerakan DPPKB, Vivi Frederika mengatakan risiko stunting pada kampung KB yang terdapat di 38 desa dari 126 desa/kelurahan di Muna.
Untuk mencegah dan menekan angka stunting pihaknya telah membentuk tim pendamping keluarga. “Tim tersebut melihat dan mencari sasaran resiko stunting. Kegiatan pendamping keluarga tersebut hingga kini telah dilaksanakan orientasinya.
Tim pendamping keluarga tersebut tiap desa tediri dari tiga orang. Salah satunya unsur pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) desa, bidan desa dan kader KB,” katanya.
Selain itu, untuk penggerakan ke masyarakat adalah dapur sehat dengan menggunakan bahan lokal. Dapur sehat tersebut hanya diperuntukan untuk kampung KB di 38 desa di 22 kecamatan.
“Jadi, baru 38 desa yang tercover untuk mendapatkan dapur sehat atasi stunting. Tahun ini, dapur sehat sudah berjalan empat kali dan selalu berkordinasi dengan petugas gizi untuk prosesnya. Tiap pertemuan, sasaran dapur sehat itu hanya ada 10 peserta yakni calon pengantin (Catin), ibu hamil, ibu menyusui atau ibu pasca melahirkan dan balita di bawah dua tahun atau balita di bawah 5 tahun,” paparnya.
Kegiatan dapur sehat akan berlangsung Februari hingga November 2023. Dapur sehat hanya dilakukan sekali sebulan. Kegiatan dapur sehat sejauh ini dinilai bisa menjadi model dalam penanganan sekaligus pencegahan stunting.
“Alhamdulillah, melalui dapur sehat yang dilakukan ada peningkatan. Dari berat badan balita dari 7 kilo meningkat menjadi 8 kilo. Pada ibu hamil dari lingkar lengan 20 cm meningkat menjadi 22 cm. Kami berharap, angka stunting dapat menurun salah satunya dengan upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terkait stunting termasuk dampak dan pencegahannya,” pungkasnya. (deh/b)