Tujuh Cagar Budaya Masuk Zona Lanud Haluoleo

  • Bagikan
SINERGI : Suasana kunjungan kerja pihak Dikbud Konsel di Lanud TNI AU Haluoleo dalam rangka tindak lanjut penetapan cagar budaya khususnya yang ada di wilayah Mako Lanud tersebut.(I NGURAH PANDI SANTOSA/KENDARI POS)
SINERGI : Suasana kunjungan kerja pihak Dikbud Konsel di Lanud TNI AU Haluoleo dalam rangka tindak lanjut penetapan cagar budaya khususnya yang ada di wilayah Mako Lanud tersebut.(I NGURAH PANDI SANTOSA/KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) memiliki sebelas cagar budaya yang telah ditetapkan. Mulai dari Makam Lapadi, Benteng Lapadi, Bak Penampungan Air, Barak, Baterai, Pillbox Boks Jepang, Bungker L, U, Z Jepang dan dua Pillbox di Torobulu. Semuanya berstatus bangunan cagar budaya peringkat kabupaten. Tujuh diantara cagar budaya itu berada di wilayah Markas Komando (Mako) Pangkalan Udara (Lanud) Haluoleo.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Konsel, Erawan Supla Yuda. “Ada Bak Penampungan Air, Barak, Baterai Jepang, Pillbox Jepang, Bungker L, U dan Z Jepang,” ungkapnya, kemarin.

Untuk menindak lanjuti penetapan cagar budaya tersebut, Dikbud Konsel menguatkan sinergitas dengan pihak Lanud Haluoleo. Pekan lalu, pihaknya melakukan kunjungan kerja di Mako Lanud Haluoleo. Erawan Supla Yuda beserta jajaran diterima langsung Komandan Lanud HLO, Kolonel Pnb Antonius Adi Nur W beserta pejabat list A.

“Kunjungan itu dalam rangka menindak lanjuti penetapan cagar budaya yang ada di Konsel, khususnya di wilayah Mako Lanud Haluoleo. Mengingat dari sebelas cagar budaya yang telah ditetapkan, tujuh diantaranya berada di kawaan Lanud,” ujarnya.

Sementara Danlanud HLO, Kolonel Pnb Antonius Adi Nur, mengatakan Kunker Dikbud Konsel sebagai rangkaian kerja efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan pada instansi tersebut. Termasuk pelaksanaan pelatihan kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat ll angkatan Xl tahun 2023 di Lanud HLO.

“Selain itu pembahasan sejarah, cagar budaya peninggalan perang dunia kedua yang banyak ditemukan, tersimpan, terjaga dan terawat dari keberadaannya di aset tanah Lanud HLO,” tandasnya. (c/ndi)

  • Bagikan