Tingkatkan Kualitas Dosen, Kemendikbudristek-Unsultra Gelar Workshop

  • Bagikan
Foto bersama Koordinator Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Ditjen Diktiristek Luthfi Ilham Ramdhani (dua dari kiri) Rektor Unsultra Prof. Dr. Andi Bahrun, M.Sc., Agric., (empat dari kiri) dan Anggota DPR RI Komisi X Dra. Hj. Tina Nur Alam, M.M (tiga dari kiri) usai kegiatan. (Ewin Endang Sahputri/Kendari Pos)
Foto bersama Koordinator Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Ditjen Diktiristek Luthfi Ilham Ramdhani (dua dari kiri) Rektor Unsultra Prof. Dr. Andi Bahrun, M.Sc., Agric., (empat dari kiri) dan Anggota DPR RI Komisi X Dra. Hj. Tina Nur Alam, M.M (tiga dari kiri) usai kegiatan. (Ewin Endang Sahputri/Kendari Pos)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Tingkatkan mutu dan kualitas proposal dosen Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) dan Komisi X DPR RI menyelenggarakan Workshop Peningkatan Kualitas Penulisan Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat kepada para dosen di 18 perguruan tinggi swasta di Sulawesi Tenggara yang digelar di Swiss-Belhotel Kendari, Selasa (1/8).

Koordinator Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Ditjen Diktiristek, Luthfi Ilham Ramdhani, mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas proposal pengabdian kepada masyarakat khususnya bagi dosen perguruan tinggi swasta di Sultra. Dalam kegiatan itu pihaknya mengundang 100 peserta dari 18 perguruan tinggi swasta yang diharapkan nantinya para dosen dapat membuat proposal dengan baik dan mendesain program dan menyusun laporan keuangan sehingga diharapkan proposal yang diajukan akan didanai.

“Untuk program pengabdian kepada masyarakat ada beberapa skema yakni mono tahun dan multi tahun. Untuk beberapa program multi tahun diwajibkan kolaborasi. Program ini baru akan dibuka pada tahun 2024 yang nantinya akan melewati seleksi administrasi dan substansi dari para reviewer. Apabila lolos, akan didanai untuk pendanaannya seperti itu, jadi skemanya ada tiga yakni kemasyarakatan, kewilayahan dan kewirausahaan,” ujarnya saat diwawancara di sela-sela kegiatan.

Ia menjelaskan bahwa untuk pendanaannya itu berbeda-beda contohnya pada skema masyarakat untuk penelitian dosen pemula maksimal Rp.25 juta, kemudian untuk program kemitraan masyarakat maksimal Rp.50 juta, dan program kemitraan mahasiswa maksimal Rp.75 juta begitu pula untuk skema multi tahun itu berbeda-beda antara Rp.150 hingga Rp.200 juta setiap proposalnya. “Ada beberapa hal yang utama harus diperhatikan yakni, dosen harus memahami panduan. Panduan itu dibaca dan dilihat untuk skema-skema yang nantinya akan diusulkan. Karena mayoritas lebih dari 50 persen untuk proposal tahun 2023 itu gagal di seleksi administrasi. Itu yang perlu diperhatikan oleh para dosen bagaimana mereka membaca dan memahami panduan tersebut khususnya skema yang akan diusulkan,” jelasnya. Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi X Dra. Hj. Tina Nur Alam, M.M mengungkapkan, pihaknya menyadari bahwa civitas perguruan tinggi tidak bisa dibiTingkatkan Kualitas Dosen, Kemendikbudristek-Unsultra Gelar Workshoparkan berjalan sendiri, untuk itu pemerintah harus membuka diri membuka diseminasi dan informasi serta pengaturan anggarannya. Sehingga informasi dan anggarannya bisa memfasilitasi tumbuhnya kegiatan sivitas akademika yang berorientasi kepada pengabdian masyarakat khususnya wilayah kawasan timur yang masih tertinggal dibanding kawasan barat.

“Selaku anggota Komisi X DPR RI, saya memberikan apresiasi kepada Kemendikbudristek RI selaku mitra komisinya atas dukungannya pada kegiatan workshop tersebut. Selain itu saya ucapkan terima kasih kepada Universitas Sulawesi Tenggara perilaku fasilitator workshop ini. Saya berharap pada workshop ini bisa menjadi momentum dan kesempatan yang harus dimanfaatkan dalam menggerakkan kolaboratif,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Rektor Unsultra Prof. Dr. Andi Bahrun, M.Sc., Agric., mengucapkan terima kasih kepada pihak Kemendikbudristekdikti atas kepercayaannya dalam meminta Unsultra untuk memfasilitasi dan mediasi pelaksanaan workshop tersebut. Kegiatan itu merupakan hal baik untuk meningkatkan semangat dan animo para tenaga dosen untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

“Kita inginkan dengan kegiatan hari ini kualitas proposal dosen dapat meningkatkan, jika proposal meningkat maka peluang lolos itu juga akan besar dan mendapatkan pendanaan. Untuk itu saya menyampaikan terima atas kegiatan terselenggaranya kegiatan ini termasuk kehadiran DPR Komisi X. Kehadiran Komisi X merupakan kesempatan kami untuk meminta penambahan anggaran melalui DPR karena sesungguhnya banyak animo dosen untuk melakukan kegiatan penelitian sehingga kita harapkan dalam anggaran penelitian ini dapat meningkat,” tuturnya.

Dalam kegiatan itu, ada 18 perguruan tinggi swasta yang dilibatkan, namun sebenarnya masih banyak perguruan tinggi swasta di Sultra yang belum terdaftar. Namun pihak kementrian hanya mengundang perguruan tinggi yang mengusulkan proposal.

“Sebagai Ketua APTISI saya mengusulkan agar kedepannya PTS-PTS yang belum mengusulkan proposal tersebut harus dibuatkan kegiatan agar mereka mempunyai semangat dan keinginan serta percaya diri untuk mengajukan sekaligus dibimbing supaya lolos. Untuk itu ini tidak boleh kita biarkan karena mereka merupakan bagian dari perguruan tinggi yang harus diwadahi tri dharmanya,” pungkasnya. (win/b)

  • Bagikan