KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) menjadi salah satu lumbung pangan di Sulawesi Tenggara (Sultra). Sebagau penopang ketersediaan kebutuhan di Kota Kendari dan daerah lainnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) terus memastikan keberlanjutan dan penguatan sektor pertanian itu. "Seperti kita ketahui, selain ketersediaan pangan kita cukup, daerah ini juga sebagai penunjang kebutuhan di daerah lain. Olehnya itu peningkatan dan keberlanjutan sektor pertanian wajib mendapat perhatian serius," tegas Bupati Konsel, H. Surunuddin Dangga dalam pertemuan teknis penyuluhan pertanian tingkat kabupaten di Desa Sanggi-sanggi, Kecamatan Palangga.
Pertemuan Teknis itu digelar pihak Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Konsel untuk menyatukan pemahaman dalam upaya mengembangkan sektor pertanian. Sehingga acara yang mengusung tema "Penguatan Sektor Pertanian Menghadapi Dampak Perubahan Iklim dan Krisis Global" itu melibatkan sejumlah narasumber.
Mulai dari pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Bank Indonesia, Bank Mandiri dan diikuti 197 penyuluh pertanian yang tersebar pada 25 kecamatan di Konsel.
"Dengan adanya kegiatan ini para penyuluh, menggandeng pihak peneliti dan Perbankan dapat merumuskan keberlanjutan jangka panjang pertanian kita. Semua untuk menjawab isu krisis pangan global yang menjadi agenda besar saat ini," jelas Surunuddin, kemarin. Bupati dua periode itu meminta dalam agar pertemuan tersebut menghasilkan rumusan terkait hasil identifikasi persoalan yang ada. "Ini bukan hanya seremonial saja, melainkan ada konsep-konsep yang harus dilahirkan. Sehingga Pemkab punya langkah tujuan yang jelas untuk mendukung perkembangan pertanian kita di Konawe Selatan," pintanya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, Hj. Yesna Suarni, mengatakan, secara nasional isu yang sedang dihadapi pertanian saat ini adalah perubahan iklim ekstrem dan krisis pangan global. Karena itu dalam pertemuan tersebut, pihaknya menghadirkan beberapa stekholder terkait seperti BMKG untuk memberikan pandangan sekaligus pemetaan terkait masalah cuaca dan pasokan air.
"Kemudian untuk mengantisipasi isu krisis pangan global, kita mendorong implementasi pengelolaan produk pertanian menjadi produk UMKM. Makanya dilibatkan pihak Perbankan. Sehingga pertemuan teknis ini menghasilkan jawaban atas persoalan yang ada di daerah," kata Yesna. (b/ndi)