Asmawa Galakkan Bersih Sungai

  • Bagikan
Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu (tengah) foto bersama peserta aksi bersih sungai usai pembukaan acara. (Foto-foto: Diskominfo Kota Kendari)
Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu (tengah) foto bersama peserta aksi bersih sungai usai pembukaan acara. (Foto-foto: Diskominfo Kota Kendari)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Komitmen dan konsistensi Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu dalam menata Kota Lulo sungguh paripurna. Tak hanya wajah kota, lingkungan khususnya sungai juga menjadi perhatiannya. Hal itu terlihat, saat dirinya hadir dan membuka kegiatan susur sungai dan bersih-bersih sungai Lahundape Kelurahan Kemaraya, Kecamatan Kendari Barat, Kamis (27/7) pagi.

Kegiatan bertajuk: Susur dan Bersih-bersih Sungai Menuju 10 Tahun World Water Forum: Sungai Bersih untuk Kehidupan dan Alam, juga dihadiri Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari.

Suasana pembukaan acara Susur dan Bersih-bersih Sungai Menuju 10 Tahun World Water Forum. Kegiatan ini dihadiri Kepala OPD lingkup Pemkot Kendari dan tamu undangan.

Hadir pula Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Balai prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Tenggara (Sultra), BP2JK Sultra dan Kepala OPD terkait lingkup Pemkot Kendari.

“Aksi bersih sungai seperti ini harus terus kita galakkan (dorong/gairahkan semangat). Tentu saja dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Kebersihan sungai dan lingkungan, menjadi tanggung jawab bersama,” pesan Asmawa Tosepu.

Peserta dan warga menggelar aksi susur sungai dan bersih sungai Lahundape Kelurahan Kemaraya, Kecamatan Kendari Barat.

Lanjut Asmawa, tak bisa dipungkiri, perkembangan sebuah kota atau kawasan, merupakan konsekuensi logis dari usaha pemerintah dan masyarakatnya, dalam meningkatkan taraf hidup dan geliat ekonomi sebuah kota.

“Perkembangan ini, ditandai dengan bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya kegiatan perekonomian masyarakat, meluasnya kawasan permukiman warga, bertambahnya fasilitas umum dan sosial, serta meningkatnya indikator sosial ekonomi masyarakat,” bebernya.

Kota sebagai bagian terpadat dari suatu wilayah, lanjut dia, membutuhkan sarana prasarana infrastruktur yang memadai, untuk mendukung aktivitas manusia yang tinggal di wilayah tersebut. Laju peningkatan penduduk saat ini, hampir tidak dapat dibarengi ketersediaan atau penambahan prasarana perkotaan yang memadai.

“Padatnya penduduk perkotaan, terkadang membuat sungai menjadi ‘korban’ aktivitas masyarakat. Kadang, membuat sampah sembarangan di sungai atau aktivitas lain yang membuat fungsi sungai terganggu,” jelasnya.

Asmawa tidak ingin, situasi tersebut terjadi di Kota Kendari. Makanya, menggalakkan aksi bersih sungai dengan melibatkan masyarakat, menjadi salah satu jalan yang harus ditempuh. “Itu juga sesuai dengan semangat jargon: Kendari Bergerak,” imbuhnya. (rah/adv)

  • Bagikan

Exit mobile version