KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Ada pekerjaan besar yang harus dituntaskan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe dalam menurunkan angka tengkes (stunting) di wilayah tersebut. Terlebih, pada tahun 2022 lalu, kasus tengkes di kabupaten lumbung beras dan potensi tambang itu menunjukkan kenaikan dibanding tahun 2021 lalu. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Konawe, Tam Sati Sam, mengakui, angka stunting mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2021 lalu. Katanya, angka stunting di Konawe berada pada posisi 28,3 persen. Sementara ditahun 2021, angkanya hanya 26 persen.
"Artinya, ada kenaikan sekitar dua persen. Sekarang Konawe berada pada urutan delapan terbawah dari 17 kabupaten/kota se-Sultra. Agustus-Oktober 2023 nanti, akan dilakukan pengukuran lagi, semoga angkanya menurun," ujarnya, Kamis (27/7). Tam Sati Sam menuturkan, Pemkab Konawe kian gencar melakukan melakukan intervensi penurunan angka stunting. Pihaknya juga telah membentuk tim pendamping bagi calon pengantin yang berada pada tingkat desa se-Konawe.
Pendamping pengantin ini bertugas untuk memastikan gizi calon ibu tersebut tercukupi. Mulai dari proses hamil hingga nantinya melahirkan. Bukan itu saja, mantan Camat Amonggedo itu menyebut, Pemkab Konawe juga telah menggagas program dapur sehat yang kini menjangkau 26 kampung KB dari 291 desa. "Kita juga sudah melaunching program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Dengan berbagai program yang telah dilakukan ini, kita harapkan angka stunting di Konawe bisa turun. Sesuai arahan Pemerintah Pusat, yakni diangka 14 persen pada tahun 2024," imbuhnya. (c/adi)