KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Dua desa binaan penyuluh agama Kementerian Agama (Kemenag) Konawe Selatan (Konsel), yakni Morini Mulya di Kecamatan Landono dan Desa Lalosingi, Kecamatan Mowila dilaunching sebagai Kampung Moderasi Beragama, Rabu (26/7). Seremonial dipusatkan di Morini Mulya yang dipimpin Kepala Desa, Tulus Sudibyo, tersebut, sekaligus sosialisasi program serta dibuka Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setkab Konsel, Mudianto. Mewakili Pimpinan Daerah, Ia mengapresiasi terlaksananya sosialisasi dan launching Kampung Moderasi Beragama itu.
"Kerukunan dan keharmonisan ini harus terus dijaga, karena menjadi modal terbesar dalam mewujudkan pembangunan daerah," ungkap Mudianto. Menurutnya, moderasi beragama di Konsel sudah berjalan baik. Itu ditunjukan dengan saling memahami dan menghormati antar umat beragama, sehingga kondusifitas wilayah terus terjaga.
"Kita akan menghadapi pesta demokrasi pada tahun 2024 mendatang. Kita tidak boleh terpecah belah karena perbedaan pandangan politik. Justru perbedaanlah yang menjadikan kita sebagai daerah yang tangguh. Mari bersama-sama menjaga stabilitas dan kondusifitas daerah," ajaknya.
Kepala Kantor Kemenag Konsel, H. Joko, M.Pd., menjelaskan, Kampung Moderasi Beragama merupakan agenda nasional untuk menata sikap, pemikiran dalam kehidupan beragama yang harus moderat, sehingga tercipta kerukunan. "Kampung Moderasi Beragama adalah upaya memperbaiki, menjaga atau merawat hubungan antar keyakinan umat beragama, sebagai bagian menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan saling menghormati dan saling menghargai," jelasnya, kemarin.
Ia menegaskan, betapa pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama. Sebab itu akan mengokohkan keharmonisan dan memiliki dampak yang sangat luas. "Sangat penting merawat keberagaman, karena sangat mahal harga yang harus dibayar apabila antar umat beragama sudah tidak ada kerukunan. Akan ada konflik yang terjadi terus-menerus," ungkapnya. Joko mengaku, biaya sebuah konflik tidak akan terhitung lagi. Orang-orang akan kehilangan harta benda, tempat tinggal bahkan nyawa sekalipun. "Suasana kehidupan akan berubah dan tidak akan nyaman lagi. Oleh karenanya menjaga kerukunan itu mahal dan seluruh pihak berkewajiban menjaganya," tegasnya.
Tiap warga negara, lanjutnya, memiliki tugas dan tanggung jawab menjaga kerukunan. Salah satunya melalui kegiatan penguatan moderasi beragama. "Kita ketahui bersama, berbagai macam suku, budaya dan agama yang ada di Indonesia ini hampir semua ada di Konawe Selatan. Karenanya instrumen penguatan moderasi beragama ini sangat penting dan krusial, membangun bangsa yang kuat, kokoh, damai, harmonis dan maju," pungkasnya. (c/ndi)