KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat (Mubar), Bahri berkomitmen mewujudkan Mubar menjadi daerah sentra pertanian komoditas beras di Sultra. Hal itu terlihat dari kebijakan pemanfaatan anggaran daerah pada sektor pertanian. Dana Rp 1,2 miliar Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Mubar 2023 disiapkan untuk biaya percetakan sawah baru seluas 45 hektar.
"Tahun ini kita ada program percetakan sawah. Lokasinya di dua tempat yaitu di Desa Lawada seluas 23 hektar dan Desa Lakabu seluas 22 hektar. Ini adalah program prioritas saya dalam rangka menciptakan sentra produksi pertanian," kata Bahri saat ditemui Rabu (26/7).
Direktur Perencanaan Anggaran Daerah pada Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kemendagri itu menyatakan selain mewujudkan Mubar sebagai daerah sentra pertanian, program percetakan sawah itu juga dalam rangka pelaksanaan program pengendalian inflasi. Juga sebagai upaya menjalankan program ketahanan pangan di Mubar. "Insya Allah dalam waktu dekat program percetakan sawah ini sudah dilelang. Sekarang masih sementara proses review oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)," ungkapnya.
Menurutnya, Mubar adalah daerah potensial untuk pengembangkan sektor pertanian. Ada banyak lahan tidur yang belum termanfaatkan dengan baik dan potensi untuk diolah menjadi area persawahan. Untuk itu Pemkab Mubar berupaya mengoptimalkan peluang tersebut dengan mengalokasikan anggaran melalui APBD untuk percetakan sawah.
"Kita menciptakan sentra-sentra produksi baru karena kita punya banyak lokasi untuk kita jadikan lokasi cetak sawah baru. Karena berbicara program untuk wilayah daratan Mubar, maka ada tiga hal yang bisa kita kembangkan yaitu pertanian, perkebunan dan peternakan," terang orang nomor satu di Mubar itu.
Alumni 07 STPDN itu menambahkan, dalam rangka mendukung telaksananya program tersebut, pihaknya juga mengalokasikan anggaran khusus untuk pengadaan berbagai alat pertanian. Seperti jonder, cultivator dan hand traktor. Bantuan perlalatan pertanian itu akan diberikan pada kelompok tani untuk dimanfaatkan mengolah lahan pertanian. "Untuk program percetakan sawah ini, semua melibatkan orang lokal, karena petani kita sudah cukup mempuni dalam urusan persawahan. Jadi SDM yang akan mengolah persawahan ini sudah ada," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Mubar, Nistro Jono mengungkapkan rencana awal program percetakan sawah itu difokuskam satu titik yaitu di Lawada. Tetapi setelah dilakukan konsultasi dengan Pemerintah Provinsi Sultra ternyata tidak bisa karena lahan yang sudah dilakukan Survei, Investigasi dan Desain (SID) di Lawada tersisa 23 hektar. "Makanya sisanya, 22 hektar dialihkan di Lakabu. Kebetulan di Lakabu masih memiliki sisa lahan yang sudah dilakukan SID," pungkasnya. (ahi/b)