Umar Arsal Minta KNKT Usut Tuntas

  • Bagikan
Umar Arsal, Politisi Partai Demokrat
Umar Arsal, Politisi Partai Demokrat

--Wagub Belasungkawa Insiden Perahu Maut di Buteng

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Tragedi kecelakaan maut perahu katinting (semacam perahu bermesin tempel, red) di Kabupaten Buton Tengah (Buteng) dan menelan 15 korban jiwa, menuai sorotan. Salah satunya datang dari politisi senior Sulawesi Tenggara, Umar Arsal. Mantan anggota DPR RI 2 periode itu meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan seluruh stakeholder untuk mengusut tuntas penyebab perahu tenggelam.

"Harus ada yang bertanggungjawab atas tragedi tenggelamnya perahu di Teluk Mawasangka Kabupaten Buton Tengah," kata Umar Arsal kepada Kendari Pos, Selasa (25/7), kemarin.

Politisi Partai Demokrat ini mengaku sangat prihatin atas kecelakaan laut di Teluk Mawasangka yang menewaskan 15 orang tersebut. Kementerian Perhubungan dan jajaran penegak hukum serta pemerintah daerah setempat mesti terlibat langsung dalam upaya investigasi penyebab tenggelamnya perahu yang memuat 48 penumpang tersebut.

"Informasi terakhir yang saya peroleh dugaan sementara penyebab perahu tenggelam karena kelebihan muatan. Tentu perahu tersebut pasti bertolak dari pelabuhan. Nah, muncul pertanyaan, mengapa tidak ada pemeriksaan atau sejenisnya, sebelum perahu berangkat," tutur Umar Arsal.

Sebagai mantan anggota DPR RI yang membidangi perhubungan, Umar Arsal mengaku sangat prihatin lemahnya pengawasan pelabuhan setempat terhadap kapal atau perahu yang memuat penumpang. Menurutnya, fenomena tersebut tidak bisa dibiarkan berkepanjangan. Karena jika tidak ditindak tegas, maka kejadian serupa berpotensi terulang kembali.

"Solusi yang tepat mesti ada pihak yang bertanggung jawab dan dikenakan sanksi. Karena telah mengakibatkan hilangnya nyawa banyak orang. Kemudian mesti ada pembenahan maksimal di pelabuhan setempat agar nakhoda perahu ataupun kapal tidak semena-mena dalam beroperasi seperti memuat penumpang dengan jumlah yang tak wajar dari kapasitas maksimal muatan kapal," tegas Umar Arsal.

Umar Arsal juga tak lupa mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga korban. "Semoga keluarga korban yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini," pungkasnya.

Terpisah, Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas menyampaikan belasungkawa mendalam atas insiden kecelakaan laut di Kabupaten Buteng. "Saya mewakili Pemprov Sultra menyampaikan belasungkawa mendalam atas kecelakaan tragis tersebut. Kami tentu turut prihatin dan turut berduka atas kecelakaan laut di Buteng,” kata Lukman Abunawas, Selasa (25/7), kemarin.

Orang nomor 2 di Pemprov Sultra itu mengatakan, ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian dalam aspek trasportasi laut, darat dan udara. Misalnya kondisi cuaca dan kelengkapan alat keselamatan. Terkait kondisi cuaca dapat dipantau langsung melalui laporan BMKG setempat.

Dalam insiden yang terjadi di Buteng, seharusnya pemilik perahu harus menyiapkan aspek keselamatan penumpang untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan adanya kecelakaan laut. Misalnya harus menyiapkan peralatan safety dan memadai bagi penumpang.

"Meskipun dari informasi yang saya terima jarak tempuhnya dekat, tetapi alat pendukung keselamatan selama pelayaran tak boleh diabaikan. Hal ini sebagai langkah untuk meminimalisir korban jiwa yang ditimbulkan dari aktivitas trasportasi angkutan laut," ungkap Wagub Lukman.

Ia berharap, insiden serupa tak terjadi lagi di Sultra. Untuk itu aspek keselamatan harus menjadi poin utama pihak transportasi dan pengguna angkutan transportasi laut, darat dan udara.

"Sekali lagi kami mengucapkan belasungkawa mendalam kepada para korban. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Kami terus memantau kondisi ini," pungkas Wagub Lukman.

Untuk diketahui, 15 warga Desa Lagili, Buteng meninggal dunia dalam insiden perahu terbalik. 15 korban meninggal dunia itu bersama 33 warga yang selamat hendak pulang usai menghadiri malam perayaan HUT ke-9 Buteng, Senin (24/7) sekira pukul 00.30 Wita di Kelurahan Lakorua, Kecamatan Mawasangka Tengah. Mereka menumpang perahu katinting (semacam perahu bermesin tempel, red).

Dalam perjalanan pulang, perahu yang ditumpangi 48 warga Desa Lagili itu terbalik lalu tenggelam. 33 selamat dan 15 orang lainnya meninggal dunia. Lokasi kejadian diantara Desa Lagili, Kecamatan Mawasangka Timur dan Desa Lanto Kecamatan Mawasangka. (ali/rah/b)

  • Bagikan