KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Beberapa waktu lalu, potensi kakao di Kolaka Timur (Koltim) sangat besar dan menjadi penopang perekonomian daerah. Sayangnya, saat ini produktivitas kakao di Wonua Sorume itu justru berada pada posisi paling bawah. Melalui program Integrated Corporation of Agricultural Resource and Empowerment (ICARE) yang diinisiasi Bank Dunia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Koltim berharap kejayaan kakao bisa kembali dirintis.
Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Koltim, Lasky Paemba, mengatakan, Pemkab terus mencari cara bagaimana potensi kakao bisa kembali pulih sehingga petani bisa menikmati hasilnya.
"Langkah nyata untuk mengembalikan kejayaannya kakao adalah dengan menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) antara Badan Standarisasi Instrumen Pertanian dengan Pemkab Koltim," kata Lasky Paemba, Rabu (19/7).
Ia menjelaskan, kawasan pengembangan kakao bersama Bank Dunia, Kementan dan Pemkab Koltim dilakukan di Kecamatan Lambandia dan Aere. Lasky berharap, upaya itu dapat membuahkan hasil untuk peningkatan produksi dan produktivitas kakao serta terciptanya kemandirian korporasi petani dalam suatu kawasan. "Untuk tahun ini ada bantuan sekitar 50 haktare peremajaan kakao dan 100 haktare intensifikasi. Program ICARE ini akan berlangsung selama lima tahun. Diharapkan selama periode itu, terbentuk kawasan seluas 1.000 haktere yang dikembangkan oleh korporasi petani," tutup Lasky. (c/kus)