KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, melakukan pengukuran perkembangan wilayah melalui instrumen indeks desa membangun (IDM). Metodenya melalui sensus partisipatif yang dilakukan secara mandiri oleh Pemerintah Desa difasilitasi para pendamping bersangkutan. Aparatur pengukur IDM itu sudah menuntaskan tugasnya di Buton. Seluruh data IDM sudah dimutakhirkan.
Hasilnya pun telah diekspose dalam rapat koordinasi bersama Pj. Bupati Buton, Basiran dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Murtaba Muru, Senin (17/7) di aula Takawa, Pasarwajo.
Dalam ekspose itu terungkap jika IDM desa-desa di Buton meningkat signifikan tahun ini. Baik desa mandiri, maju dan berkembang, semuanya bertambah. Dalam sambutannya, Pj. Bupati Buton, Basiran mengapresiasi capaian peningkatan IDM itu. “Kita mengapresiasi peran Pemdes, pendamping desa dan juga partisipasi aktif masyarakat. Beberapa waktu lalu saya ke Ponggok, salah satu desa mandiri di Jawa Tengah. Para kepala desa kita menimba ilmu di sana, mudah-mudahan bisa mengaplikasikannya juga di sini,” ungkap Basiran, kemarin.
Sementara itu, Kepala DPMD Buton, Murtaba Muru, menyampaikan, ekspose IDM itu bertujuan untuk menggambarkan perkembangan wilayah sebagaimana implamentasi amanah undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa yang didukung dengan pengalokasian anggaran dari APBN, yakni dana desa (DD). Kemudian dipantau pula dengan kehadiran pendamping desa. Kata Murtaba Muru, IDM juga bisa didayagunakan untuk mengarahkan keakurasian intervensi kebijakan pemerintah sesuai dengan partisipasi masyarakat dan karateristik wilayah desa yang saling berkorelasi.
“Artinya desa dan pemerintah daerah berkorealasi membangun desa sesuai potensi dan kekuatan karakteristik masing-masing. Apakah itu potensi pertanian, perikanan, atau bahkan budayanya,” tandas Murtaba Muru. (b/lyn)