KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Muhammad Fajar Hasan terus mematangkan diri “bertarung” menuju Senayan. Politisi PDI Perjuangan ini, soal tarung di Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR RI dapil Sulawesi Tenggara (Sultra). Politisi muda asal Kabupaten Muna itu, optimistis meraih 1 kursi. Asa Fajar Hasan menuju Senayan, membawa misi bakal mendorong hilirisasi investasi di Bumi Anoa. Kepada Kendari Pos, Fajar mengatakan, Sultra memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Terutama di sektor pertambangan nikel. Namun, eksistensi SDA tersebut, belum optimal dikelola dengan baik, untuk kemakmuran masyarakat dan kemajuan daerah. “Hasil eksplorasi nikel Sultra saat ini, dominan dijual dalam bahan mentah. Padahal, dengan potensi yang ada, bisa diciptakan industri smelter, agar menjadi bahan baku produk akhir. Sehingga, nilai ekonomis yang kita dapatkan, bisa lebih tinggi ketimbang menjual dalam bentuk mentah. Itu yang akan saya perjuangkan jika terpilih,” ungkap Muhammad Fajar Hasan kepada Kendari Pos, Minggu (25/6). Lanjut dia, saat ini baru smelter VDNI dan PT OSS yang terletak di Konawe, beroperasi melakukan pengolahan ore nikel. Dan itu belum cukup, untuk mengoptimalkan hilirisasi pertambangan di Sultra. Ia mencontohkan di Konawe Utara, yang memiliki cadangan nikel terbesar di Indonesia bahkan dunia, namun belum memiliki smelter. “Termasuk mendorong pengusaha lokal, agar bisa berkolaborasi dengan baik, dalam menciptakan iklim investasi harmonis, kuat dan bernilai manfaat besar, bagi masyarakat dan kemajuan daerah. Juga mendorong pembentukan forum hilirisasi kepala daerah di wilayah penghasil nikel baik di Sultra, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Sulawesi Selatan,” beber Fajar Hasan. Ketua Harian Jari Sultra itu, juga menaruh simpati besar terhadap pemuda Sultra. Menurutnya, generasi millenial mesti mempersiapkan diri jauh-jauh hari, dengan kemampuan masing-masing, untuk mejadi seorang pengusaha. “Kita akan dorong pemuda, agar menjadi enterpreuner, yang tidak hanya eksis di daerah sendiri, tapi bisa berkiprah di kancah nasional. Dengan perputaran ekonomi Sultra yang cukup sehat, potensi menjadi pengusaha sukses sangat terbuka lebar,” optimisnya. Fajar Hasan juga menilai, koneksi regional Indonesia Timur sangat perlu. Seperti kereta api Trans Sulawesi, untuk memudahkan mobilitas barang orang dan jasa. “Saya belajar dari politik Joko Widodo yang sangat telaten dalam menyulam program,” tandasnya. (ali/b)