Sukses Gelar Pasar Murah, Saleha: Membantu Kebutuhan Pangan Masyarakat dan Kendalikan Inflasi

  • Bagikan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID-Disperindag Sultra sukses menggelar pasar pangan murah, guna membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dan pengendalian inflasi daerah.

Kepala Disperindag Sultra, Hj. Sitti Saleha mengatakan, pasar pangan murah dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah pekan lalu.

Lanjut dia, pasar murah telah dilaksanakan dalam dua tahap, yang pertama pada 13-21 Maret 2023 dan tahap kedua pada 27-31 Maret 2023 di Pelataran Kantor Disperindag Sultra.

Suasana pasar murah di Pelataran Kantor Disperindag Sultra. FOTO: Agus Setiawan/Kendari Pos

Dia mengungkapkan, sebanyak 15 distributor dan Perum Bulog Kantor Wilayah Sultra, terlibat dalam kegiatan pasar murah tahun ini. "Alhamdulillah, lewat pasar murah, dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat Ramadan dan juga Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah dengan harga terjangkau," ungkapnya.

Dalam pasar murah ini, kata Sitti Saleha, masyarakat mendapatkan harga pangan lebih murah, jika dibandingkan harga pangan di pasaran.

"Misalnya, gula pasir saat pasar murah kita jual dengan harga Rp 13.500 per kilogram, paling tinggi Rp 14 ribu yang premium. Sementara, di pasar sekarang sudah di angka Rp 15 ribu sampai Rp 17 ribu yang premium," jelasnya.

Masyarakat juga dapat membeli beras Bulog, dengan harga Rp 48 ribu per 5 kilogram. Menurutnya, harga tersebut lebih murah dibanding harga di pasar Rp 60 ribu. Bahkan mencapai harga Rp 65 ribu per 5 kilogram.

Selain itu, beberapa jenis kebutuhan pokok lainnya, yang tersedia di pasar murah di antaranya minyak goreng Bulog Rp 14 ribu per kilogram, telur ayam Rp 52 ribu per rak, bawang merah Rp 30 ribu per kilogram, bawang putih Rp 30 ribu per kilogram serta sejumlah pangan lainnya.

"Ada batasannya. Beras dibatasi, satu orang hanya bisa membeli 10 kilogram. Karena memang sekarang harga beras lagi tinggi. Takutnya yang datang belanja adalah pedagang, sehingga mereka jual lagi," pungkasnya. (ags/KP)

  • Bagikan

Exit mobile version