Disperindag Sultra Dorong Pengembangan Produk Lokal Melalui Pendekatan OVOP

  • Bagikan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID-Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tenggara (Disperindag Sultra), mendorong pengembangan produk lokal, melalui pendekatan One Village One Product (OVOP) atau Satu Desa Satu Produk. Upaya itu dilakukan, dalam rangka meningkatkan daya saing pelaku Industri Kecil Menengah (IKM).

Kepala Disperindag Sultra, Hj. Sitti Saleha mengatakan, pendekatan OVOP bertujuan, mendorong pengembangan produk pelaku IKM di daerah. Hal ini dalam rangka, peningkatan daya saing melalui pendekatan OVOP.

“Cara ini, sejalan dengan salah satu misi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan investasi,” ungkap Sitti Saleha usai sosialisasi kegiatan IKM OVOP Bagi Dinas Perindustrian kabupaten/kota se-Sultra.

Sitti Saleha

Pengembangan IKM melalui OVOP merupakan, suatu pendekatan pengembangan potensi daerah di satu wilayah, untuk menghasilkan satu produk kelas global yang unik khas daerah, dengan memanfaatkan sumber daya lokal.

OVOP memiliki tiga prinsip utama yaitu produksi lokal namun bersifat global, kemandirian dan kreativitas, dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

“IKM yang dapat dikembangkan melalui OVOP, harus memenuhi persyaratan yaitu menghasilkan produk yang memenuhi kriteria komoditi IKM OVOP. Kedua, merupakan penghela di sentra IKM yang memberikan dampak besar terhadap ekonomi daerah,” jelasnya.

"Syarat berikutnya, yaitu memiliki aspek legalitas di bidang industri, dan terakhir diusulkan oleh dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian di kabupaten/kota,” tambahnya.

Khusus bagi IKM komoditi makanan dan minuman, lanjut dia, harus memiliki izin edar produk pangan, sertifikat halal dan hasil pengujian laboratorium terakreditasi. Bahwa produk memenuhi persyaratan standar keamanan pangan.

Selain itu, terkait kriteria komoditas IKM OVOP yakni pertama, merupakan unggulan daerah. Kedua, memiliki keunikan, yang terdiri atas motif, desain produk, teknik pembuatan, keterampilan dan/atau bahan baku, yang berbasis pada kearifan lokal.

Kriteria selanjutnya yaitu diutamakan berbahan baku lokal, keempat, memiliki pasar tingkat domestik baik regional maupun nasional. Serta tingkat global dan terakhir memiliki kualitas dan diproduksi secara berkesinambungan.

“Kami berharap, melalui kegiatan ini, dapat dimaksimalkan program dan pengembangan IKM di daerah melalui pendekatan OVOP, dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, melalui pembangunan industri yang berkualitas dan berkelanjutan pada sektor IKM,” pungkasnya. (ags/KP)

  • Bagikan