Tradisi Kande-kandea Masuk dalam Kalender Karisma Event Nusantara (KEN) 2023

  • Bagikan
Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kemenparekraf, Raden Kurleni Ukar (2 dari kanan) didampingi Sekda Buteng, Kostantinus Bukide (kanan) bersiap untuk disuap oleh para penjaga talang dalam acara Kande-kandea di lapangan Lamedadi, Kelurahan Tolandona, Buteng. (YULI / KENDARI POS)

Muhammad Yusup Memajukan Pariwisata Buteng

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Penjabat (Pj) Bupati Buton Tengah (Buteng), Muhammad Yusup punya misi mulia, kelak Buteng menjadi masa depan pariwisata Indonesia. Daerah ini memiliki keindahan alam yang potensial. Selain membangun infrastruktur penunjang, Pj.Bupati Muh.Yusup juga gencar melakukan promosi potensi pariwisata. Salah satunya dengan mengenalkan kekayaan budaya setempat untuk menarik minat wisatawan.

Ikhtiar itu berbuah hasil. Kande-kandea sebagai tradisi turun temurun dari leluhur yang masih terjaga khususnya oleh masyarakat Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, berhasil masuk dalam kalender Karisma Event Nusantara (KEN) 2023.

Masuknya Kande-kandea dalam kalender KEN diharapkan membuka peluang sebesar-besarnya bagi daerah ini untuk semakin dikenal di kancah domestik maupun mancanegara. KEN menjadi wadah penggerak roda perekonomian di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terutama di bidang event.

Pj.Bupati Muh.Yusup yang jeli melihat peluang ini, mendorong Kande-kandea agar bisa masuk dalam daftar tersebut. Dari total 10 festival event wisata yang diajukan Dinas Pariwisata Sultra, hanya 2 event yang berhasil masuk 110 daftar KEN 2023, termasuk tradisi Kande-kandea.

“Saya ingin keunikan Kande-kandea menjadi daya tarik wisatawan. Selain keindahan alamnya, orang-orang bisa mengalami experience tentang kebudayaan Buton Tengah,” ujar Pj.Bupati Buteng, Muh.Yusup kepada Kendari Pos, Senin (1/5), kemarin.

Komitmen itu direalisasikan Pemkab Buteng dengan menyelenggarakan festival Kande-kandea Tolandona yang mengangkat tema “Kande-kandea di Tanah Leluhur Kesatria: Lestarikan Tradisi Kejayaan Kepulauan Buton”. Kegiatan yang berpusat di Kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu itu berlangsung meriah.

Diperkirakan ribuan tamu dari Buteng dan daerah-daerah tetangga memadati lapangan Lamedadi sejak siang hingga malam hari. Sebelum memasuki acara puncak, pengunjung disuguhi tarian kolosal di antaranya, Wandiu-diu, Manca, Aumene, La Naga, dan tari Kande-kandea.

Terpisah, Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kemenparekraf, Raden Kurleni Ukar yang hadir langsung mengapresiasi Pemkab Buteng dan Pemprov Sultra yang telah berhasil menggelar kegiatan besar itu. Menurut Kurleni, festival tersebut akan menjadi penopang dalam mengembangkan sektor pariwisata Buteng.

Apabila jumlah wisatawan meningkat, maka serapan tenaga kerja juga meningkat, yang akan diikuti dengan peningkatan ekonomi. “Kande-kandea tahun ini sangat istimewa karena masuk sepuluh besar event nasional. Kande-kandea dapat mempromosikan pariwisata di Buton Tengah,” ujar Kurleni.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli Tombili mengungkapkan, pelaksanaan festival Kande-kandea yang masuk dalam kalender event nasional merupakan prestasi tersendiri bagi Sultra, khususnya Kabupaten Buteng. Menurutnya, pemerintah perlu membangun sektor pariwisata tidak hanya dari aspek keindahan alamnya melainkan juga pada daya tarik budaya dan masyarakat yang ada di sekitarnya.

“Festival Kande-kandea selain sebagai upaya untuk terus menjaga kelestarian budaya, juga menjadi ajang kontemplasi bahwa betapa para leluhur telah melahirkan nilai-nilai sosial yang begitu berharga untuk kita teladani,” kata Belli.

Untuk diketahui, Kande-kandea merupakan tradisi leluhur yang telah terlaksana sejak ratusan tahun lalu. Semula, kegiatan itu bertujuan untuk menyambut dan merayakan kemenangan kesatria yang bertugas menjaga keutuhan wilayah Kesultanan Buton yang kemudian menjadi event tahunan perayaan para perantau masyarakat Buteng yang pulang kampung ke daerahnya sebagai ajang silaturahmi dan pencarian jodoh.

Selain itu, Kande-kandea dilaksanakan sebagai bentuk syukur atas kehadirat Allah SWT kepada masyarakat Tolandona khususnya, dan kepada masyarakat Buteng pada umumnya.
Sampai saat ini, tradisi Kande-kandea masih terpelihara dengan baik. Pesta rakyat Kande-kandea dilaksanakan sekitar seminggu setelah Idulfitri sebagai ajang silatuhrahmi atau halal bilhalal antara para perangkat kerajaan, perangkat masjid, dan masyarakat. (uli/b)

  • Bagikan