Indahnya Lebaran Bersama
--Kemenag Sultra : Tunggu Hasil Sidang Isbat 20 April
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Tahun 2022, pemerintah dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal
1443 Hijriah (lebaran Idulfitri) pada hari Senin, 2 Mei 2022. Tahun 2023 ini, lebaran versi pemerintah dan PP Muhammadiyah sepertinya berpotensi bersamaan.
Indikatornya, PP Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Jumat 21 April 2023. Sedangkan pemerintah baru akan menggelar sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah pada 20 April 2023. Jika 2 versi itu menyatu, umat Islam diseluruh penjuru nusantara akan merasakan indahnya kebersamaan lebaran Idulfitri 1 Syawal 1444 Hijriah tahun 2023 ini.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI) Sultra, KH. Muslim tak menampik jika Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada 21 April 2023 sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan dalam sidang Isbat yang akan digelar pekan ini.
"Seluruh umat muslim masih menanti. Harapan kita, hari raya Idulfitri bisa dirayakan secara bersama-sama. Bersama-sama kita meraih kemenangan di hari yang fitri. Kita harus tetap saling menjaga, rukun, dan damai,” kata KH.Muslim saat dikonfirmasi Kendari Pos, Senin (17/4), kemarin.
KH. Muslim mengatakan masyarakat hendaknya menunggu hasil sidang Isbat penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah yang bakal dilaksanakan pemerintah pada 20 April 2023. Menurutnya, sebagai warga negara yang baik hendaknya seluruh umat muslim menunggu hasil pemantauan tim hisab rukyat sehingga 1 Syawal bisa dirayakan sesuai dengan syariat dan penuh khidmat.
Hal senada disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra), Zainal Mustamin. Ia mengimbau masyarakat menunggu hasil sidang Isbat penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah agar lebaran Idulfitri bisa dilaksanakan sesuai syariat.
Penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah dilaksanakan melalui sidang isbat yang akan digelar pada 20 April 2023 di Jakarta. "Sidang Isbat akan dipimpin Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas dan akan dihadiri langsung Komisi VIII DPR RI, MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas, dan Tim Hisab Rukyat Kemenag," Zainal Mustamin, Senin, kemarin.
Sebelum sidang isbat, kata Zainal, pihaknya terlebih dahulu akan melaksanakan pemantauan hilal. Di Sultra, pemantauan hilal akan dilaksanakan di Pantai Bahari Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka.
Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Direktrat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag RI itu menjelaskan, penetapan 1 Syawal akan merujuk pada posisi hilal saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia yakni di atas ufuk dengan ketinggian antara 0 derajat 45 menit sampai 2 derajat 21,6 menit dengan sudut elongasi antara 1 derajat 28,2 menit sampai dengan 3 derajat 5,4 menit.
"Kami harap masyarakat tetap menunggu hasil sidang isbat yang akan dilaksanakan oleh pemerintah dan seluruh elemen terkait pada tanggal 20 April,” ungkap Zainal Mustamin, yang juga mantan Kepala Kantor Kemenag Kota Kendari.
Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Islam Kemenag RI, Kamaruddin Amin mengungkapkan Kemenag akan menggelar sidang Isbat 1 Syawal 1444 Hijriah pada Kamis, 20 April 2023, di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta. Sidang isbat dilaksanakan secara tertutup. "Sebagaimana biasa, sidang Isbat awal Syawal selalu dilaksanakan pada 29 Ramadan. Tahun ini, bertepatan dengan 20 April 2023," ungkapnya.
Kamaruddin menjelaskan, sidang Isbat akan diawali dengan seminar pemaparan posisi hilal yang disampaikan Tim Hisab Rukyat Kemenag. Kemenag juga akan memantau hilal atau rukyatul hilal di berbagai provinsi. Tim akan diturunkan ke 123 titik lokasi di seluruh Indonesia. Mereka akan melaporkan, apakah pada hari itu hilal terlihat atau tidak terlihat.
“Hasil hisab dan rukyatul hilal ini akan dibahas dalam sidang Isbat untuk ditetapkan jatuhnya 1 Syawal. Jadi kapan Hari Raya Idulfitri, kita masih akan menunggu keputusan sidang Isbat dan akan diumumkan secara terbuka melalui konferensi pers,” ujar Kamaruddin. (ags/b)
Indahnya Lebaran Bersama