KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Tradisi Kande-kandea milik Kabupaten Buton Tengah (Buteng) masuk dalam kalender nasional bertajuk Karisma Event Nusantara (KEN) 2023. Sebagai upaya untuk terus melestarikan kearifan lokal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat menggelar festival Kande-kandea yang berpusat di Kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Buteng, 27 April sampai 29 April 2023. Pj Bupati Buteng Muhammad Yusup mengatakan kande-kandea merupakan tradisi leluhur yang telah terlaksana sejak ratusan tahun lalu.
Semula, event itu untuk menyambut dan merayakan kemenangan kesatria yang bertugas menjaga keutuhan wilayah kesultanan Buton yang kemudian menjadi event tahunan perayaan para perantau masyarakat Buteng yang pulang kampung ke daerahnya sebagai ajang silaturahmi dan pencarian jodoh. Selain itu, juga digelar sebagai bentuk syukur atas kehadirat Allah SWT kepada masyarakat Tolandona khususnya dan masyarakat Buteng.
Sampai saat ini, tradisi kande-kandea masih terpelihara dengan baik. “Pesta rakyat kande-kandea dikemas sesuai dengan nilai ajaran Islam yang dilaksanakan sekitar seminggu setelah Idulfitri sebagai ajang silatuhrahmi atau halalbilhalal antara para perangkat kerajaan, perangkat masjid, dan masyarakat,” ungkapnya.
Muhammad Yusup bercita-cita menjadikan Buteng sebagai masa depan pariwisata Indonesia. Pelaksanaan kande-kandea kali ini diharapkan membawa efek positif terhadap kemajuan pariwisata Buteng. Pasalnya, kegiatan itu akan menjadi ajang promosi wisata dan UMKM Buteng. “Target kita adalah mendatangkan wisatawan domestik hingga mancanegara,” ujar Muhammad Yusup, Selasa (4/4).
Sementara itu, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Buteng, Rahayu mengatakan, festival Kande-kandea di Tolandona akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Mengingat masyarakat Tolandona merupakan masyarakat yang menghargai seni dan budaya yang berakar pada tradisi Kesultanan Buton yang kuat, maka pada hari pertama kegiatan bakal diadakan lomba pentas seni yang terdiri atas tari tradisional, musik gambus, dan kabhanti. Di hari kedua, ada lomba adu ketangkasan yang terdiri atas lomba renang, selam, lari, lempar, dayung, perahu katinting, dan manca (bela diri tradisional).
Kegiatan ini berangkat dari sejarah Kande-kandea yang juga menjadi ajang pembinaan jiwa kesatria yang sangat diperlukan oleh masyarakat Tolandona dengan posisi sebagai pengawal pintu terakhir keutuhan Kesultanan Buton pada masa itu. Selanjutnya pada hari ketiga, kegiatan akan ditutup dengan persembahan berbagai tarian kolosal yang meliputi tari La Naga diiringi Lagu Mande-mande, tari Kande-kandea, dan tari Mencei. Di samping itu, panitia juga menyediakan 10 tenda besar sebagai stand yang akan diisi oleh para pelaku ekonomi kreatif Buteng dan pelaku usaha kepariwisataan jazirah Buton. (uli/b)