KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Fenomena kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) di Sulawesi Tenggara kian mengkhawatirkan. Rata-rata yang menjadi korban lakalantas didominasi remaja. Terakhir, pekan lalu dua remaja yang berasal dari salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Kendari, meninggal dunia akibat terlindas truk.
Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sultra menilai, menggalakkan sosialisasi keselamatan dalam berkendara sangat vital. Terutama kalangan remaja, yang kerap membawa kendaran roda dua dan roda empat ketika ke sekolah. Atas dasar itu, Dirlantas Polda Sultra mendorong siswa menjadi pelopor keselamatan dalam berlalu lintas. “Jika siswa menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas, maka dampaknya sangat besar. Bukan hanya lingkup siswa saja, tapi juga keluarga maupun di tengah masyarakat,” ungkap Dirlantas Polda Sultra, Kombes Pol Zainal Rio Chandra Tangkari saat penandatanganan nota kesepahaman diseminasi pendidikan lalu lintas antara Polda Sultra dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra di Aula SMAN 4 Kendari, Kamis (30/3).
Dalam kesempatan tersebut Dirlantas Polda Sultra menyerahkan buku Pendidikan Lalu Lintas (PLL) kepada Kepala Dinas Dikbud Sultra Yusmin, untuk materi pembelajaran bagi siswa-siswi tingkat SMA-SMK se-Sultra. Kombes Pol Zainal Rio Chandra Tangkari menegaskan, remaja merupakan generasi yang diharapkan menjadi masa depan bangsa. “Dengan harapan, generasi muda bisa secara sadar menerapkan sikap dan perilaku disiplin etika, serta budaya berlalu lintas yang aman, selamat, tertib, dan lancar,” paparnya.
Dia menilai, sekolah berperan penting membentuk sikap dan perilaku siswa yang baik. Melalui pendidikan lalu lintas, keteladanan berperilaku patuh bisa diterapkan, dan tentu akan membawa dampak positif bagi siswa di masa depan. “Apabila etika sudah diterapkan dalam keseharian, maka akan terbentuk budaya patuh bagi peserta didik pada setiap aturan yang berlaku, termasuk dalam berlalu lintas,” pungkasnya.
Sementara itu, Kadis Dikbud Sultra, Yusmin sangat mendukung program Ditlantas Polda Sultra tersebut. Dia menginstruksikan seluruh guru SMA/SMK se-Sultra agar menjadikan PLL, sebagai salah satu mata pelajaran sekolah. Yang akan menjadi pengajar, bisa guru di masing-masing sekolah atau mengundang pihak kepolisian di daerah setempat. “Jika PLL menjadi bagian kurikulum dalam belajar, maka akan berdampak positif terhadap masyarakat,” kata Yusmin.
Yusmin menambahkan, siswa di Sultra berjumlah sekira 120 ribu orang. Jika semua siswa tersebut memperoleh PLL dalam belajar di sekolah, dan dianjurkan untuk bersosialisasi di tengah masyarakat, maka efeknya akan sangat besar. “Perjuangan menanamkan edukasi pendidikan berlalu lintas, agar remaja maupun masyarakat dijauhkan dari lakalantas, butuh dukungan semua pihak,” tandasnya. (ali/b)