Menghalau Risiko Bencana
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dipercaya pemerintah pusat menggelar event nasional. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sultra dalam komando Muhammad Yusup ditunjuk menjadi tuan rumah peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) nasional tahun 2023 oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI. Forum bulan PRB merupakan ajang konsolidasi menghalau risiko bencana. Dalam PRB, kesadaran penanggulangan risiko digaungkan
"Sejak diterimanya pataka oleh Gubernur Sultra pada pelaksanaan bulan PRB Oktober 2022 di Balikpapan, Sultra menerima amanah sebagai pusat pelaksanaan bulan PRB XI tahun 2023. Event nasional BNPB itu ada dua, yakni Rakornas dan bulan PRB. Untuk Rakornas sudah digelar di Jakarta pada Februari lalu. Sementara untuk bulan PRB di pusatkan di Sultra pada Oktober 2023," ujar Pelaksana Harian (Plh) Kepala BPBD Sultra, Andrian.
Ia mengatakan pelaksanaan bulan PRB bertujuan untuk konsolidasi disemua level pentahelix, baik pemerintah, masyarakat atau komunitas, dunia usaha, media massa dan akademisi terkait penanggulangan risiko bencana.
"Dalam event bulan PRB ini, sebagaimana amanah dari Kepala BNPB adalah membangun dan berkolaborasi secara pentahelix dalam rangka membangun kesadaran masyarakat terhadap pengurangan risiko bencana atau PRB," jelas Adrian saat ditemui Kendari Pos di ruang kerjanya, Rabu (29/3), kemarin.
Andrian menjelaskan, tiga variabel utama tingkat risiko bencana yang menjadi penentu, yakni tingkat kerentanan, tingkat bahaya dan tingkat kapasitasnya. Dari tingkat kerentanan, Sultra termasuk daerah kategori rentan. Sebab, hampir sebagian besar kerentanan itu terjadi di wilayah pesisir. Potensi tsunami akan ada di situ. "Begitu juga dari segi bencana hidrometeorologi, Sultra sangat rentan. Seperti angin puting beliung, banjir, longsor dan gempa bumi. Seperti kejadian di sejumlah daerah beberapa waktu lalu," katanya.
Sementara dari tingkat bahaya, Sultra sangat potensial. Karena dari 13 jenis bencana, hanya satu yang tidak berpotensi di Sultra, yakni gunung berapi. "Jenis bencana alam lainnya itu paling rentan terjadi di Sultra, " imbuh Adrian.
Adapun tingkat kapasitas adalah peran unsur pentahelix, baik pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa harus dioptimalkan. "Olehnya itu, melalui kegiatan bulan PRB yang dipusatkan di Sultra ini, dapat memberikan dampak positif terhadap daerah. Baik dari pelaksanaan mitigasi bencana, kesiapsiagaan,maupun dari sektor peningkatan ekonomi masyarakat," jelas Adrian.
Sebagai tuan rumah bulan PRB ke-XI, BPBD Sultra bergegas berbenah. Berbagai persiapan dilakukan, seperti membangun konsolidasi BPBD di 17 kabupaten/kota di Sultra hingga penentuan lokasi pelaksanaan bulan PRB secara nasional itu.
"Termasuk berkoordinasi dengan BNPB pusat terkait item kegiatan yang akan dilaksanakan. Karena ada beberapa jenis kegiatan yang akan dipusatkan di beberapa daerah di Sultra. Misalnya, simulasi bencana dilaksanakan di Kota Kendari. Jambore relawan digelar di Konawe dan kegiatan field trip di Konawe Utara," tutup Adrian. (kam/b)