KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Kepulauan (Konkep) terus menata perwajahan ibu kota di Langara. Tahun ini kawasan kumuh di Desa Langara Iwawo atau pemukiman masyarakat Lapulu akan mulai ditata menjadi pusat kegiatan religi atau sentra spiritual masyarakat. Penataan tersebut diawali dengan pembangunan Masjid Raya Wawonii. Bupati Konkep, H. Amrullah, mengatakan, sebelum dimulainya pembangunan, pihaknya terlebih dahulu akan merelokasi masyarakat sekitar melalui penyediaan rumah di Perumahan Pasir Putih ataupun dalam bentuk ganti rugi. Sehingga masyarakat yang tidak terganti rugi akan disediakan hunian di Perumahan Pasir Putih.
"Jadi sebelum melakukan pembangunan, maka kita akan menuntaskan terlebih dahulu pembebasan lahannya. Ini sudah kita lakukan, tinggal separuhnya saja yang belum dibebaskan, terutama di bagian darat. Kalau di kawasan laut sebagian besar sudah selesai diganti rugi," ujar H. Amrullah, kemarin. Konkep-1 itu menjelaskan, selain untuk menata kawasan kumuh Kota Langara, pembangunan Masjid Baitul Amal di kawasan Lapulu tersebut dinilai cukup startegis. Karena selain berada di pusat kota, lokasinya juga di pesisir pantai dan bisa didesain menjadi masjid terapung Pulau Wawonii.
"Jika perwajahan Kota kita tertata dengan baik, ini akan menjadi salah satu daya tarik masyarakat luar untuk berkunjung di Pulau Wawonii. Selain itu, sebagai upaya untuk menarik investor untuk menanamkan modalnya. Tapi sejauh ini kita belum mendesain, baru sebatas pembebasan lahan dan penimbunan lokasi," ungkapnya.
Bupati Konkep dua periode ini melanjutkan, anggaran pembangunan Masjid Baitul Amal tersebut tidak sepenuhnya dibebankan dalam APBD. Tetapi Amrullah yang juga selaku Ketua Panitia Pembangunan Masjid Raya Wawonii tersebut mengaku akan berupaya menggalang dana demi pembangunan sentra spiritual masyarakat Wawonii tersebut.
"Tidak sepenuhnya kita bebankan dalam APBD, tetapi diupayakan menggalang dana pada pihak ketiga yang sifatnya tidak terikat. Tahun ini dalam APBD Konkep hanya dianggarkan sekitar Rp 200 juta untuk biaya penimbunan dan untuk kegiatannya sudah dilakukan swadaya, patungan para Kepala Dinas maupun masyarakat yang ingin berinfak dan sedekah untuk pembangunan pusat religi masyarakat," tuturnya. (c/jib)