Oleh : Drs Nasri Bohari, M.Pd ( Badan Pembina Hidayatullah Sultra)
KENDARIPOS.CO.D -- Manusia adalah mahluk termulia di permukaan bumi ini, lebih mulia dibanding dengan malaikat, jin ataupun mahluk lainnya. Posisi kemuliaan manusia diberikan sejak awal penciptaannya, dengan diberi kehormatan amanah sebagai khalifah, pemimpin di permukaan bumi (QS.2;30).
Setelah memposisikan kedudukan kemuliaan manusia, Allah pun kembali mangangkat dan menobatkan sebagai termulia kedudukannya dari manusia lain adalah karena dia sebagai manusia yang paling bertaqwa. (QS.Al-Hujurat;13).
Karena tingginya derajat orang yang bertaqwa disisi Allah Ta'ala, sehingga kesuksesan ibadah dalam Ramadhan manakala dapat diraih ketaqwaan yang sempurna.
Puasa mengangkat derajat
Mengapa kewajiban shiyam atau puasa bagi orang beriman ending kesuksesannya adalah taqwa. Karena dari pengertian taqwa sendiri adalah ketika kita mampu menjalankan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Sebagaimana pengertian taqwa menurut Ibnu Abbas yang mendefisikan sebagai "takut berbuat syirik kepada Allah dan selalu mengerjakan ketaatan kepada-Nya". Juga menurut Ibnu Katsir, arti dasar dari takwa adalah "menaati Allah SWT dan tidak bermaksiat kepaNya" (Tafsir Ibn Katsir).
Dari definisi tersebut bermakna orang bertaqwa adalah orang yang memiliki keyakinan, lalu membenarkannya dan menjaga diri untuk tidak melanggar dari hal yang dilarangNya.
Puasa perisai orang bertaqwa
Ketaatan kepadaNya serta kemampuan menjaga dari bermaksiat kepada Allah akan dimiliki oleh orang berpuasa, Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ
"Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka” (H.R. Ahmad).
Puasa sebagai perisai akan menjadi jalan yang melindungi dan membentengi orang beriman untuk tetap berada pada jalan ketaatan kepadaNya dan menjaganya agar tidak tergoda oleh syaitan dari berbuat maksiat kepada Allah Ta'ala.
Inilah jalan lurus menuju titik kesempurnaan kemulianan dari orang berpuasa, yakni kehidupan yang diliputi ketaqwaan kepada Allah.
Karakter orang bertaqwa
Ketika telah disandang predikat manusia termulia disisi Allah bagi orang bertaqwa, niscaya akan mendapatkan keistimewaan disisi Allah Ta'ala, seperti manusia pemenang (QS An-Naba;31).
Memenangkan dirinya dari konsistensi ketaatan kepadaNya dan keterjagaan dari kemaksiatan kepadaNya.
Memiliki karakter kuat yang berkemampuan membedakan yang baik dan benar (furqan), ditutupiNya kekurangannya, dan diampuniNya pula segala dosanya (QS.Al-Alfal;29).
Juga mendapat kebahagiaan tertinggi yakni mendapatkan tempat terbaik berupa syurga. Dan dipersilahkan oleh Allah memasuki surga itu dengan kesenangan, keselamatan dan dipenuhi kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat (QS.Al-Hinr;45-46).
Kesempatan menjadi manusia termulia disisi Allah kini telah diberikanNya di bulan Ramadhan. Siapa yang memaksimal beribadah, baik syaum, qiyamullail (shalat malam) dan amaliyah lainnya niscaya menjadi asbab diraihnya kehormatan tertinggi diantara manusia disisiNya, yakni orang yang paling bertaqwa kepada Allah Ta'ala.. (*)