Mencari Komisioner Kompeten
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Proses pencarian calon komisioner KPU Sultra berkompeten melalui seleksi masih bergulir. Tim seleksi (Timsel) telah menelurkan 20 besar. Kini peserta seleksi sedang mengikuti tahap tes kesehatan dan wawancara.
Pengamat politik Sultra, Dr.Najib Husain mengingatkan timsel transparan dalam proses penyaringan calon komisioner KPU Sultra. Terutama pada seleksi wawancara. Menurutnya, asas transparansi dalam seleksi calon anggota KPU penting dilakukan mengingat saat ini terdapat banyak perubahan dalam prosesnya. Misalnya, sebelumnya (seleksi anggota KPU 2018-2023) proses seleksi dilaksanakan per tahap, misalnya seleksi Computer Assisted Test (CAT) terpisah dari tahap psikologi.
"Dulu setiap tahap dilakukan penyaringan. Misalnya tahap CAT, peserta yang nilainya di bawah 60 tidak diikutkan ke tahap berikutnya (psikologi). Sekarang ini, seleksinya digabung, tes CAT dan psikologi," ujar Dr.Najib Husain kepada Kendari Pos, Kamis (16/3), kemarin.
Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo (FISIP UHO) itu menjelaskan, proses seleksi psikologi pada era sebelumnya, tim psikologinya dipilih melalui proses lelang. Sehingga independensinya tidak perlu dipertanyakan lagi karena melalui tahapan yang begitu ketat untuk menentukan ujian setiap tahap.
"Ketika itu keleluasaan yang diberikan kepada timsel sangat membantu tim untuk bekerja lebih profesional dan lebih terukur. Karena dengan sendirinya siapa yang tidak mampu dan yang dianggap tidak layak untuk masuk KPU akan gugur dengan sendirinya karena tidak bisa melewati tahapan yang ada," jelas Dr.Najib Husain.
Ia menyimpulkan, dalam seleksi kali ini prosesnya sudah dipersiapkan atau sudah ada arahan (regulasi) mulai dari tes CAT dan psikologi yang digabung. Padahal menurutnya kedua bagian ini sulit untuk digabung karena tes CAT bersifatnya menggugurkan. Misalnya, tidak sesuai dengan standar nilai yang ditetapkan atau passing gradenya. Lalu, tes psikologi klasifikasinya bisa direkomendasikan, atau dipertimbangkan, atau tidak bisa direkomendasikan.
Oleh karena itu, Dr.Najib Husain berharap dalam seleksi wawancara yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini, timsel dapat melaksanakannya secara transparan. Minimal mengikuti proses wawancara yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya yakni disiarkan secara live melalui media sosial dalam rangka menghadirkan anggota KPU berkualitas dan kompeten.
"Saya harap, khususnya bagi penyelenggara seleksi agar asas transparansi dan keterbukaan penting dilakukan. Media center mesti dihidupkan sehingga masyarakat mendapatkan informasi terkait perkembangan (seleksi)," kata Dr.Najib Husain.
Terkait beberapa incumbent KPU Sultra yang tidak lolos 20 besar dalam seleksi, Dr.Najib Husain menilai pengalaman menjadi penyelenggara Pemilu dan Pilkada bukan menjadi jaminan untuk mengulang sukses diperiode berikutnya. Mmelainkan kesiapan yang matang dan kecakapan saat proses seleksi termasuk wawasan yang luas soal kepemiluan menjadi kunci sukses lolos ke tahap selanjutnya. "Mereka yang lolos bukan karena timsel tapi hasil kerja keras peserta itu sendiri," tutur Dr.Najib Husain.
Senada, Anggota Komisi I DPRD Sultra, Asrizal Pratama Putra berharap Timsel KPU Sultra melaksanakan tugasnya dengan amanah yang mengedepankan prinsip transparan dalam proses seleksi. Pasalnya, hasil seleksi akan menentukan penyelenggara Pemilu dan Pilkada yang bermartabat dan bisa menjadi penentu masa depan daerah.
"Timsel harus bekerja profesional, transparan, dan independen. Tidak boleh memihak apalagi mau diintervensi. Saya yakin timsel bisa amanah. Jangan kecewakan amanah rakyat," pesan Politisi Partai Amanat (PAN) Sultra itu. (ags/b)
Mencari Komisioner Kompeten