Misi Ruksamin Mewujudkan Sultra Pusat Energi Dunia
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Tekad Ruksamin bertarung dalam arena kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sultra 2024 kian kokoh. Ia mematangkan langkahnya itu dengan turun bersosialisasi ke masyarakat. Ruksamin sudah blusukan dan berinteraksi dengan masyarakat di 17 kabupaten/kota di Sultra.
Bupati Konawe Utara (Konut) itu memantapkan niatnya dengan mendeklarasikan diri maju di Pilgub 2024 bersama Partai Bulan Bintang (PBB).
"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, saya menyatakan siap maju di Pemilihan Gubernur Sultra tahun 2024," seru Ruksamin saat deklarasi di aula Hotel Azizah, Selasa (14/3), malam.
Deklarasi itu dirangkaikan dengan soft launcing program unggulan. Ruksamin mengaku memiliki gagasan besar memajukan Sultra jika rakyat mempercayakan dirinya menjadi gubernur yakni menjadikan Sultra sebagai pusat energi dunia. Sebab, kekayaan sumber daya alam (SDA) Sultra sangat mendukung misinya itu.
Ruksamin menuturkan, Sultra memiliki kandungan nikel hingga 97 miliar ton dengan luasan 480 ribu hektare. Sultra juga menguasai hampir sepertiga kebutuhan dunia untuk memproduksi baterai listrik dan baja tahan karat.
Energi Baru Terbarukan (EBT) yang merubah peradaban manusia dengan teknologi ramah lingkungan mulai dari transportasi, smart home living, teknologi-teknologi informasi, rekayasa pangan hingga teknologi antariksa menjadi sebuah keniscayaan. "Dengan kondisi tersebut, Sultra akan mendapatkan keuntungan ekonomi yang melimpah dari aktifitas pertambangan nikel," tutur Bupati Konut periode itu.
Koordinator Presidium Korps Alumni HMI (Kahmi) Sultra itu menjelaskan, kekayaan Sultra juga meliputi aspal, emas, marmer dan batu gamping. Sultra memiliki 1,1 juta ton cadangan emas senilai Rp270 triliun dan hampir 4 miliar ton cadangan aspal alam.
Selain itu, produksi perikanan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia dengan kapasitas hingga 1 juta ton per tahun, ditambah keindahan alam dan laut Sultra juga menjadi daya tarik wisata terkemuka dunia. "Lokasi yang strategis sepanjang Laut Banda dan Flores memungkinkan Sultra menjadi sentrum perdagangan barang dan jasa di kawasan Timur Indonesia," jelas Ruksamin.
Mantan Wakil Bupati Konut itu bertekad menjadikan Sultra sebagai pusat energi dunia yang maju, madani dan berkeadilan, tidak hanya menjadi penghasil utama Energi Baru Terbarukan (EBT), melainkan juga akan tumbuh sebagai provinsi yang menjadi pusat keunggulan (center of excellence) di Indonesia. Berseiring dengan berbagai keuntungan yang dimiliki sebagai daerah penghasil bahan baku energi masa depan.
"Konsepsi maju berarti meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Sultra yang ditandai dengan pendidikan yang semakin tinggi dan berkualitas, derajat kesehatan dan
standar hidup yang semakin baik, produktivitas yang tinggi serta penguasaan Iptek yang menuju masyarakat 5.0," jelas Ruksamin.
Konsep madani, adalah kondisi masyarakat sejahtera berlandaskan nilai-nilai luhur agama dan adat istiadat yang dicirikan dengan peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat dan daerah, berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran, tumbuhnya sektor-sektor unggulan daerah, terwujudnya kehidupan sosial yang harmonis dan religius dalam tata kelola pemerintahan yang bersih, melayani dan akuntabel.
"Terakhir, konsep berkeadilan yang artinya kondisi pemerataan pembangunan yang ditandai dengan pemenuhan infrastruktur dasar yang adil dan merata, terbukanya akses dan konektivitas antar wilayah dan antar pulau, semakin kecilnya kesenjangan antar wilayah dan kelompok, melalui skema pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan," tutur Ruksamin.
Sultra Pusat Peradaban Baru
Ruksamin menilai, Sultra tidak boleh hanya sebagai pemasok bahan baku, yang akan meradang seiring dengan habisnya cadangan tambang. Sultra tidak boleh berhenti berinovasi. Dibutuhkan hilirisasi industri dan diversifikasi investasi, agar keuntungan yang didapatkan masyarakat lokal bersifat eksponensial dan dapat dinikmati hingga waktu tak terhingga.
"Di topang dengan kekuatan nilai-nilai luhur tradisi yang bersanding dengan ajaran agama (Inae Konasara Iye Pinesara, Inae Liasara Iye Pinekasara). Intinya, Sultra memiliki kemampuan yang kuat untuk bertransformasi menjadi pusat peradaban baru yang maju, madani dan berkeadilan," beber Ruksamin.
Dibalik potensi besar tersebut, terdapat beberapa problematika mendasar yang menjadi pekerjaan rumah bersama. Diantaranya seperti angka kemiskinan sebesar 11,74 persen, masih menjadi beban utama pembangunan yang kondisinya semakin parah karena pandemi dalam dua tahun terakhir.
Kemudian, tingkat pengangguran terbuka yang fluktuatif dan cenderung meningkat hingga awal tahun 2022 mencapai 3,86 persen, semakin memperdalam tingkat kemiskinan di Sultra. Pembangunan yang cenderung berorientasi di perkotaan juga menempatkan Sultra menjadi provinsi dengan indeks ketimpangan tertinggi di Pulau Sulawesi pada Maret 2022 sebesar 0,387 persen.
"Kondisi infrastruktur jalan yang belum optimal juga berkontribusi terhadap ketimpangan pembangunan, karena berdampak terhadap alur perdagangan barang dan jasa. Hingga 2022, dari 1.009 kilometer jalan provinsi hanya 70 persen yang layak dilalui kendaraan. Sedangkan sisanya 30 persen atau 302 kilometer masih rusak," beber Ruksamin.
Atas dasar itu, Ruksamin menilai butuh gagasan atau terobosan inovatif baru untuk bisa mengentaskan berbagai problematika di Sultra. Visi pembangunan yang dapat memastikan terbangunnya sinergi harmonis antara masyarakat (antar suku, agama, daratan-kepulauan), negara (pemerintah provinsi dan kabupaten/kota) dan swasta, dalam pengelolaan sumber daya alam.
Tiga komponen akselerasi yakni masyarakat yang menjadi fokus utama pembangunan harus semakin sejahtera dan terjamin hak-haknya. Lalu, negara baik pemerintah pusat hingga daerah sebagai pemangku kewenangan menjadi semakin optimal dan efektif mencapai tujuan-tujuan pembangunan serta swasta pun semakin berkembang sehingga mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal.
"Keselarasan tiga komponen tersebut, menjadi modal utama Sultra untuk mewujudkan misi Sultra pusat energi dunia yang maju, madani dan berkeadilan," ungkap Ruksamin.
Mengubah Sudut Pandang
Ruksamin mengatakan, saat menghadiri undangan Menteri Perekonomian Uni Emirat Arab dalam acara konferensi tahunan kedua Investopia di Abu Dhabi yang berlangsung 2-3 Maret 2023, ia mempromosikan berbagai potensi daerah. Salah satunya potensi SDA, berbagai peluang kerja sama maupun investasi di Sultra dan Kabupaten Konut.
"Kunjungan ke Universitas Khalifa UEA, yang menempati peringkat 181 Universitas terbaik dunia, belajar dari sejumlah profesor dan guru besar tentang bagaimana meningkatkan SDM sesuai tuntutan era disrupsi dan bagaimana mengoptimalkan potensi pertambangan sekaligus tetap melestarikan lingkungan," kata Ruksamin.
Pengalaman yang diperoleh tersebut, kata dia, benar-benar mengubah sudut pandang dalam melihat arah pembangunan daerah. Dengan peningkatan SDM dan inovasi pengembangan teknologi berbasis green energy yang ramah lingkungan, menjadi peluang untuk membawa Sultra menjadi daerah yang melesat maju, dengan mengoptimalkan potensi SDA sekaligus tetap bisa menjaga kelestarian lingkungan. (ali/b)
Misi Ruksamin Mewujudkan Sultra Pusat Energi Dunia