Kerugian Rp 113 Miliar, 29 Desa Rawan Banjir

  • Bagikan
Bastian

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolaka Timur (Koltim) mencatat, ada 29 desa yang sering dilanda banjir bandang. Terakhir, Pemkab Koltim mendata, kerugian warga akibat bencana alam tersebut mencapai Rp 113 miliar. Plt. Kepala Badan Penanggulangan Benacana Daerah (BPBD) Koltim, Bastian, menyampaikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) terus berupaya memberikan perhatian besar kepada masyarakat khususnya di lokasi banjir. Contohnya, banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Lalolae pada tanggal 12 November 2022 lalu. Pemkab Koltim mengalokasikan dana bantuan tidak terduga sebesar Rp 500 juta.

"Banjir di Lalolae waktu itu sama persis dengan di beberapa kecamatan lainnya. Total kerugian akibat banjir bandang ditaksir Rp 113 miliar lebih. Memang banjir bandang terparah merusak rumah dan fasilitas umum sehingga warga diedukasi bagaiman mengantisipasi bencana alam," kata Bastian, Senin (13/3). Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Koltim, Tajuddin, merinci, desa yang terdampak banjir bandang saat itu adalah Wesinggote, Ahilulu, Uesi, Likuwalanapo dan Konawe Ndepiha di Kecamatan Uesi. Sementara di Kecamatan Uluiwoi ada Desa Tondowatu, Kecamatan Lalolae di Kelurahan lalolae. Kecamatan Aere di Desa Ulundoro, Watuwoha dan Aladadio.

Lanjut Tajuddin, di Kecamatan Loeya diantaranya Desa Simbalai dan Iwoikondo. Kecamatan Ladongi yang terdampak adalah Kelurahan Ladongi Jaya dan Pemboeha. Kecamatan Dangia ada Desa Lembah Subur, Gunung Jaya, Anambada dan Wande. Kecamatan Poli-Polia di Desa Wia-Wia. Kecamatan Tirawuta di Desa Woiha, Poni-Poniki, Tumbudadio. "Untuk Kecamatan Mowewe ada Desa Ulu Mowewe, Nelombu, Sabi-Sabila. Kecamatan Tinnondo Desa Weamo, sementara di Kecamatan Lambandia di Desa Lere Jaya, Lowa, Wonuambuteo, Penanggo Jaya dan Penanggoutu," sebut Tajuddin.

Sementara itu, Kasubid Rekonstruksi BPBD Koltim, Maya, mengaku, banjir bandang terparah mulai tahun 2019, khususnya di Kecamatan Uluiwoi, Ueesi, Dangia, Lambandia dan Ladongi. BPBD Koltim mulai mengedukasi masyarakat ketika terjadi bencana dan pasca terjadi pada daerah yang rawan. "Selain ancaman banjir, warga Koltim merasakan bencana angin puting beliung dan tanah longsor," timpal Maya. (b/kus)

  • Bagikan