Pemprov Sultra – KLHK Gaungkan Program FOLU Net Sink

  • Bagikan
Plh. Sekda Sultra, Suharno (ketiga dari kanan) bersama Staf Ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi dan SDA, Tasdiyanto (ketiga dari kiri) dan Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor KLHK, Erik Teguh Primantoro (paling kiri) sempatkan foto bersama usai sosialisasi program FOLU Net Sink di Claro Kendari, kemarin

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah tengah beru-paya menurunkan efek Gas Rumah Kaca (GRK). Upaya itu dilakukan, dalam rangka pengendalian perubahan iklim dan mewujudkan Indo-nesia Zero emisi pada 2030.Gubernur Sultra, yang diwakili Plh. Sekda Sultra, Suharno mengapresiasi pro-gram Forestry and Othher Land Uses (FOLU) Net Sink dari Kementerian Lingkun-gan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Menurutnya, program tersebut sangat positif dalam menjaga lingkungan dan ke-berlangsungan hidup makh-luk di muka bumi. “Kami sangat mendukung program ini. Tahap awal dilaksanakan sosialisasi, dalam rangka menyusun rencana aksi. Sehingga program ini, bisa diimplementasikan untuk menjaga lingkungan,” ungkap Suharno usai Sosialisasi Program FOLU Net Sink di Claro Kendari, kemarin.

Sebagai bentuk dukungan, pihaknya melalui instansi terkait seperti Dinas Kehu-tanan dan Dinas Lingkun-gan Hidup dan Kehutanan (DLHK), akan berperan aktif dalam mensosialisasikan program dan menyusun ren-cana aksi penanganan ma-salah lingkungan ini.Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi dan Sum-ber Daya Alam (SDA) , Tas-diyanto mengungkapkan, latar belakang dihadirkan-nya program FOLU Net Sink, menimbang penurunan kon-disi lingkungan akibat Gas Rumah Kaca (GRK) “Pemerintah berusaha keras membatasi kenaikan rata-rata suhu di bawah 20 celcius dari tingkat pre-in-dustrialisasi dan terus beru-paya membatasi kenaikan suhu, hingga dibawah 1,5 celcius,” ungkap Tasdiyanto.

Tasdiyanto tak menampik, jika perubahan iklim yang terjadi dipengaruhi oleh perilaku manusia yang be-lum bijak dalam meman-faatkan hutan, seperti untuk transportasi, industri per-tambangan dan kegiatan lainnya yang menghasilkan gas karbon.“Pemerintah harus mem-pertahankan tutupan hijau bumi. Contoh wilayah bekas tambah harus dihijaukan kembali. Jika dikelola dengan baik, maka akan sangat baik bagi lingkungan. Bahkan bisa membawa manfaat dari sisi PAD. Karena lahan eks tam-bang bisa disulap jadi spot wisata baru di Sultra,” jelasnya.

Oleh karena itu, dibutuh-kan sinergi dan kolaborasi dari seluruh pemangku ke-pentingan untuk merumus-kan kebijakan FOLU Net Sink, dalam rangka menjaga lingkungan dari sisi peruba-han iklim dan penurunan emisi GRK.Senada, Direktur Pence-gahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sek-tor KLHK, Erik Teguh Pri-mantoro mengatakan, im-plentasi program FOLU Net Sink sangat penting, dalam rangka upaya penurunan angka GRK dari sektor kehu-tanan dan lahan. “Program ini sangat baik akan meningkatkan cadan-gan karbon atau emisi negative pada tahun 2030,” ujarnya.

Disisi lain, program FOLU Net Sink 2030 meru-pakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri LHK No-mor 168/MENLHK/PKTL/PLA.1/2022. “Dalam strategi FOLU NET Sink berisikan tentang detail rencana op-erasional aksi mitigasi penu-runan emisi Gas Rumah Kaca,” ungkap Erik.

Sebelumnya, Kepala Ba-lai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkun-gan (BPKHTL) Wilayah XXII Kendari Pernando Sinabutar mengungkapkan, hadirnya perpres terkait pengenda-lian emisi GRK ditindaklan-juti dengan penetapan Per-aturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No-mor 168/MENLHK/PKTL/PLA.1/2022 tanggal 24 Feb-ruari 2022 tentang Indone-sia’s FOLU Net Sink untuk Pengendalian Perubahan Iklim. (b/ags)

  • Bagikan