Belum Ada Kasus Flu Burung di Sultra

  • Bagikan
La Ode Muhammad Rusdin Jaya

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan, kasus mutasi Flu Burung (H5N1) yaitu 2.3.4.4b alias Highly Pathogenic Avian Influenza (HAPAI) kini telah masuk Indonesia. Menanggapi hal ini, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memastikan, sejauh ini belum ditemukan kasus flu burung. Kepala Distanak Sultra, Dr. La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi, agar kasus flu burung tidak terjadi di Bumi Anoa. “Kami sudah mengantisipasi. Ciri-ciri flu burung, bisa dilihat secara kasat mata, yakni adanya kumpulan unggas yang tiba-tiba mati. Kalau itu terjadi, patut diwaspadai,” ungkap Rusdin Jaya, kemarin.

Jika ada laporan kasus, lanjut dia, pihaknya dari tim kesehatan hewan, akan segera turun melihat secara langsung dan melakukan uji lab. “Alhamdulillah, sampai saat ini, sesuai laporan kabupaten/kota, belum ada kasus penyebaran flu burung. Kita berharap, semoga tidak terjadi,” ucapnya.

Mantan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sultra menambahkan, saat ini, terus melakukan langkah mengantisipasi, agar tidak terjadi flu burung di Sultra. Mengingat dalam waktu dekat, akan memasuki bulan suci Ramadan. “Kita terus mengantisipasi. Jangan sampai stok ketersediaan daging terpengaruh, kalau ada gejala flu burung,” jelasnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, untuk stok pakan khususnya daging ternak, beras dan telur, sampai April mendatang masih mencukupi. “Stok daging sapi Maret-April, ada 230,724 kilogram (kg), daging ayam sebanyak 630,258 kg dan telur ayam 672,490 kg. Bila melihat proyeksi tahun lalu, berdasarkan data ini, tentu masih sangat mencukupi. Khususnya dalam menghadapi Ramadan, lebaran Idulfitri dan Iduladha,” pungkasnya. (b/rah)

  • Bagikan