Waspada Cuaca Ekstrem, Pemkot Kendari Tetapkan Status Tanggap Darurat 1 Pekan

  • Bagikan
Sekda Kota Kendari, Ridwansyah Taridala (ketiga dari kanan) didampingi Kepala Dinas PUPR Kendari, Erlis Sadya Kencana (kedua dari kanan) memantau kerusakan yang ditimbulkan bencana hidrometeorologi cuaca ekstrim disekitar Jalan Balai Kota, Minggu (5/3) malam. (HUMAS PEMKOT KENDARI)

Tetap Waspada Cuaca Ekstrem

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Cuaca ekstrem terjadi di Kota Kendari, Minggu (5/3) lalu. Curah hujan ekstrem disertai angin kencang. Akibat bencana hidrometeorologi itu, satu warga dinyatakan meninggal dunia tertimpa pohon tumbang. Ratusan rumah warga juga mengalami rusak berat, beberapa kantor pemerintah dan swasta rusak. Pohon tumbang merusak jaringan listrik. Kota Kendari gelap selama beberapa jam. Warga Kendari diimbau tetap waspada cuaca ekstrem.

"Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada khususnya akan dampak curah hujan tinggi yang dapat memicu bencana dirometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, guntur, pohon tumbang, dan jalan licin," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Klas II Kendari, Senin (6/3), kemarin.

Sugeng Widarko mengatakan sudah mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di Sultra. Menurutnya, cuaca ekstrem masih berpeluang melanda sebagian besar wilayah Sultra sejak 6 sampai 11 Maret. Kewaspadaan tetap diutamakan mengingat dampak curah hujan tinggi dapat memicu bencana hidrometeorologi lainnya seperti, banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, guntur, pohon tumbang dan jalan licin.

Sugeng menjelaskan, cuaca ekstrem yang melanda Sultra terutama Kota Kendari dipicu peningkatan aktivitas indeks labilitas sedang sampai kuat dan pola konvektif skala lokal. "Massa udara basah lapisan rendah terkonsentrasi diwilayah Sultra sampai lapisan 700 mb mencapai 70-90 persen, bersama hangatnya suhu permukaan air laut diwilayah sekitar Sultra terutama bagian Teluk Bone, Perairan Menui Kendari, dan Laut Banda sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukkan awan hujan cukup tinggi," jelas Sugeng kepada Kendari Pos.

Sugeng menyebut, terdapat 13 daerah di Sultra yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem hingga 11 Maret mendatang yakni Kota Kendari, Konawe Selatan, Konawe Utara, Konawe, Konawe Kepulauan. dan Kolaka. "Selain itu, Muna, Muna Barat, Buton Utara, Kolaka Utara, Bombana, Wakatobi, dan Kolaka Timur," tutupnya.

Merespons peristiwa bencana hidrometeorologi, Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu menetapkan status tanggap darurat yang berlaku 1 pekan. Menurut Pj.Wali Kota, Asmawa, penetapan status tanggap darurat sangat penting untuk melindungi masyarakat dari potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem di Kota Kendari.

"Kebijakan ini kita keluarkan setelah berkoordinasi dengan aparat terkait mulai dari tingkat kelurahan sampai OPD dengan melibatkan unsur TNI dan Polri dalam penanganan darurat dampak dari kejadian bencana angin kencang," ujar Pj.Wali Kota, Asmawa Tosepu usai memimpin pertemuan penanganan dampak cuaca ekstrem lewat zoom meeting, Senin (6/3), kemarin.

Sebagai bentuk penanganan, Pemkot Kendari, TNI dan Polri bersama-sama membantu masyarakat membersihkan dan memperbaiki bangunan (hunian) yang rusak. Di sisi lain, Pemkot Kendari mendata korban terdampak bencana sebagai penanganan lebih lanjut, sekaligus untuk pemberian bantuan sosial (bansos).

Sekedar informasi, berdasarkan hasil pendataan Pemkot Kendari, kerugian yang ditimbulkan cuaca ekstrem yakni 1 orang meninggal dunia, 2 orang luka-luka, 282 pohon tumbang, 212 unit rumah rusak, 16 bangunan fasilitas umum rusak, dan 4 unit bangunan swasta rusak. (ags/b)

  • Bagikan