KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Gubernur Sultra, H. Ali Mazi menyempatkan melakukan audiensi bersama masyarakat Buton dalam kunjungan kerjanya, Selasa (28/2). Pada sesi diskusi itu, salah seorang warga Kecamatan Kapontori mengeluhkan jauhnya jarak yang harus mereka tempuh untuk mendapat layanan kesehatan. Karenanya, alangkah tepatnya jika pemerintah membangun rumah sakit pada salah satu desa di Kapontori. "Terus terang Pak Gub, kalau ada keluarga yang sakit dan posisi darurat, 150 kilometer untuk kita jangkau rumah sakit rujukan dari Puskesmas. Bisa-bisa pasien meninggal duluan baru sampai ditujuan," keluh salah seorang warga.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton sendiri sudah punya rencana membangun Rumah Sakit tipe D di Desa Wakalambe, Kecamatan Kapontori. Bahkan Pemkab telah menyusun master plan. Kendalanya, Pemkab belum memiliki lahan yang pasti. Hal itu disuarakan langsung pada gubernur.
Menanggapi itu, Gubernur Sultra, H. Ali Mazi, mengatakan pembangunan rumah sakit bukan perkara mudah. Ada banyak proses tahapan yang harus dilalui oleh pemerintah. Jika memang Pemkab Buton punya rencana membangun rumah sakit, ia meminta proposal tertulis dari Pemkab.
"Sedangkan terminal bisa kita bangun, apalagi bicara dunia kesehatan. Kalau minta lahan, saya hibahkan. Tapi perlihatkan dulu proposalnya, supaya kita pelajari. Saya ini orang Buton, jelas ada pertimbangan juga sebagai putra daerah," janjinya, kemarin. Ali Mazi memastikan, dunia kesehatan adalah aspek prioritas pembangunan. Buktinya Ia mampu membangun Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah di ibu kota provinsi. Padahal sebelumnya mega proyek itu sempat diragukan banyak pihak.
"Saya mau bilang, kalau serius ayo berjuang. Tapi sekali lagi, karena ini akan dibangun dengan uang rakyat maka harus jelas. Itu tadi perencanaannya mana, master plan. Desain dan semuanya itu menyangkut syarat-syarat, bawa sama saya. Kalau lengkap, tidak susah itu tanda tangan," pungkasnya. (b/lyn)