KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi dan pihak Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, resmi menjalin kerja sama. Kolaborasi tersebut terkait penyaluran beasiswa yang akan diberikan kepada mahasiswa pada tahun 2023 ini. Kerja sama tersebut dimulai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama kedua belah pihak oleh Bupati Wakatobi, Haliana dengan Wakil Rektor III UHO, Nur Arafah. Dalam kesempatan itu, Haliana menjelaskan, tahun 2023 ini Pemkab Wakatobi telah mengalokasikan anggaran kurang lebih Rp 5 miliar untuk beasiswa. Sasaran untuk 509 orang yang terbagi dari mahasiswa kurang mampu dan berprestasi.
“Tahun ini program Merdeka Belajar kembali dialokasikan lagi melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Salah satunya untuk mahasiswa, baik melalui beasiswa berprestasi maupun bagi yang kurang mampu,” ujar Haliana, Kamis (23/2). Wakatobi-1 tersebut melanjutkan, adanya kerja sama antara Pemkab Wakatobi dan UHO, maka hal tersebut patut disyukuri. Mengingat, dalam melakukan pencairan anggaran beasiswa, kadang tak bertepatan atau tidak sinkron dengan waktu mahasiswa membayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
Di tempat yang sama, Nur Arafah mengatakan, sejauh ini baru dua kabupaten yang membuat nota kesepahaman dengan UHO. Sementara kabupaten lain banyak yang sudah memberikan beasiswa kepada mahasiswanya namun tidak bekerja sama. “Kerugiannya kalau tidak kerja sama, yang utama adalah kita tidak bisa memastikan bahwa mereka itu memenuhi syarat, termasuk indeks prestasinya. Karena syarat itu tidak bisa hanya kita lihat kopian, tapi harus tanda tangan basah. Karena zaman sekarang kita tidak bisa membedakan mana yang asli dan palsu,” bebernya.
Menurut Nur Arafah, terdapat beberapa keuntungan jika Pemkab melakukan kerja sama dengan UHO. Di antaranya, pihak universitas ingin memastikan bahwa mahasiswa yang mendapat bantuan pendidikan dari daerah itu tidak dobel, dengan beasiswa yang diberikan oleh pihak perguruan tinggi. Sebab UHO sudah memberikan beasiswa ke hampir 10 ribu mahasiswa dengan nominal anggaran hampir Rp 100 miliar setiap tahunnya. Sehingga dengan adanya kerja sama, pihak universitas juga dapat memastikan proses akademik mahasiswa penerima beasiswa bisa menyelesaikan studi tepat waktu. (b/thy)