CNI Group Berkontribusi dalam Investasi

  • Bagikan


--Ditjen Minerba : Investasi CNI Kategori Terbesar

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI Group) menjadi salah satu perusahaan penyumbang investasi terbesar di tanah air. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian ESDM RI realisasi investasi negara pada subsektor minerba sebesar USD 5,69 miliar pada tahun 2022. Ditjen Minerba menyatakan PT.CNI Group turut berkontribusi terhadap investasi terbesar pada komoditas mineral.

"Tahun 2022 investasi subsektor minerba mencapai 113,5 persen dari rencana semula, sedangkan perolehan PNBP melampaui 180 persen dari target“, ujar Direktur Jenderal Minerba, Ridwan Djamaluddin dalam paparan capaian kinerja tahun 2022 dan rencana kinerja subsektor minerba tahun 2023, baru-baru ini.

Kontribusi PT.CNI Group terhadap realisasi investasi tak lepas dari dukungan stakeholder terhadap keberlangsungan bisnis CNI Group. Pemerintah dan perbankan Indonesia mendukung penuh investasi pabrik pengolahan (smelter) nikel yang dibangun oleh PT.CNI Group melalui anak usahanya PT Ceria Metalindo Prima (CMP). Hal ini sejalan dengan cita-cita Presiden Jokowi dalam mempercepat hilirisasi industri nikel melalui Proyek Strategis Nasional (PSN).

Dukungan nyata pemerintah dan perbankan diwujudkan melalui pemberian fasilitas pembiayaan term loan senilai USD277,6 juta untuk pembangunan line I fasilitas pengolahan bijih nikel laterit Rectangular Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) 1 x 72 MVA di Blok Lapao-pao, Kabupaten Kolaka.

Pembiayaan ini dikucurkan sindikasi perbankan yang terdiri dari PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB), dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar).

Sebelumnya, Presiden Direktur Utama CNI Group Derian Sakmiwata mengapresiasi kepercayaan ketiga bank tersebut untuk mendanai proyek smelter CMP. Menurut Derian, dukungan pendanaan ini menjadi sejarah bagi Indonesia, CNI Group yang merupakan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk pertama kalinya mendapat dukungan pendanaan dari perbankan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

"Ini tentu menjadi milestone bagi CNI Group. Ini pertama kali dalam pembiayaan smelter di Indonesia melalui skema transaksi project finance bank nasional. Ini membuktikan industri anak bangsa bisa bangkit dengan dukungan pendanaan dari BUMN dan BUMD," ujar Derian Sakmiwata dalam sebuah kesempatan.

Dengan dukungan pembiayaan sindikasi senilai USD277,6 juta ini kata Derian, memberikan kepastian pencapaian target operasi tahap pertama smelter bijih nikel laterit RKEF CMP dengan kapasitas 63 ribu ton feronikel dengan kandungan nikel 22 persen atau setara dengan 13.900 ton nikel per tahun dengan total nilai proyek line I senilai USD347 juta.

Derian Sakmiwata mengungkapkan, WIUP CNI Group di blok Lapao-pao, smelter CNI Group berdiri merupakan lokasi strategis pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian bijih nikel. Selain didukung ketersediaan bahan mentah nikel dari Iokasi tambang sendiri, WIUP CNI Group juga memiliki Terminal Khusus (Tersus) yang berada di pesisir pantai. (rls/ags/b)

  • Bagikan