H. Surunuddin Dorong Pengembangan Bawang Merah di Jati Bali

  • Bagikan
Bupati Konawe Selatan, H. Surunuddin Dangga (lima dari kiri) bersama pihak terkait lainnya saat launching dan panen perdana bawang merah di Desa Jati Bali, Kecamatan Ranomeeto Barat, kemarin

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Konsistensi Bupati Konawe Selatan (Konsel), H. Surunuddin Dangga, dalam upaya meningkatkan produksi pertanian di wilayahnya,kian diperlihatkan. Terbaru, pihaknya menegaskan siap mengembangkan komoditas hortikultura yakni bawang merah. Hal tersebut disampaikan Surunuddin saat menghadiri launching dan panen perdana bawang merah di Desa Jati Bali, Kecamatan Ranomeeto Barat, Selasa (31/1).

Pada kesempatan itu Bupati Konsel dua periode tersebut mengapresiasi para petani di daerahnya khususnya di Desa Jati Bali yang konsisten memajukan sektor pertanian.

"Sebagaian besar masyarakat kita adalah petani dan sektor ini sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan dan menekan angka inflasi. Tugas kita (pemerintah) hadir dan bekerja agar kesejahteraan para petani bisa semakin meningkat," ungkapnya. Menurut Surunuddin, Konawe Selatan adalah penopang kebutuhan pangan sejumlah daerah di Sulawesi Tenggara. Sehingga diharapkan produksi pertanian menjadi sumber kesejahteraan masyarakat. "Kini kita dorong kesuksesan dari tanaman bawang merah yang selama ini diperoleh dari luar daerah. Sekarang dengan adanya petani bawang merah maka kita bisa memiliki sendiri tanpa harus mengambil dari luar," ujarnya.

Ia menegaskan, pemerintah selalu siap hadir untuk mendorong peningkatan produksi komoditas tersebut. Tak hanya produksi, sambungnya, terpenting juga memastikan stabilitas harganya. Ia tak ingin hanya fokus pada produksi melimpah tapi harga tidak menguntungkan untuk petani. "Kita dukung pengembangan komoditas bawang merah di Konsel. Kita akan disiapkan skema produksi agar menjaga stabilitas harga. Saya instruksikan pihak Dinas pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan serta para penyuluh untuk mengatur konsepnya," sambung Surunuddin.

Konsel-1 itu menginginkan para kelompok tani yang siap mengembangkan bawang merah agar didata. Sehingga bantuan yang diturunkan tepat sasaran sesuai kebutuhan. Begitu pula petani lainnya.
"Selain itu, juga penting untuk diatur waktu tanamnya, menghindari panen berlebihan. Karena kalau semua kelompok menanam diwaktu bersamaan maka produksi bisa jadi berlebih dan berdampak pada harga," terangnya.

Dalam rangka ketahanan pangan Pemkab serius melakukan intervensi dan hadir meringankan beban petani. Dengan catatan bantuan yang disalurkan benar-benar dimanfaatkan sesuai peruntukannya. "Misalnya keluhan petani bawang ini yang harus memikul air dari sungai, kita akan bantu agar memudahkan melakukan penyiraman," tegasnya.

Sementara itu petani bawang merah asal Jati Bali, Nyoman Suarsa, berterima kasih kepada Pemkab dan pihak terkait penyedia bibit yang memberikan perhatian kepada mereka. "Menanam bawang merah saat ini cukup mudah. Karena telah bisa menanam menggunakan biji. Namun yang menjadi kendala selama ini salah satunya adalah ketersediaan air. Sistem pengairan kami belum maksimal sehingga produksinya tak memadai. Itu karena masih menggunakan tenaga manual," terangnya. (b/ndi)

  • Bagikan