KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Buton Tengah (Buteng) diminta proaktif dalam mendukung pemerintah menurunkan angka stunting. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Buteng mengalami penurunan; dari 42,80 persen menjadi 41,70 persen di tahun 2022.
Meski begitu, Buteng justru menempati urutan pertama sebagai daerah dengan angka stunting tertinggi di Sultra. “Saya berharap, ibu-ibu khususnya anggota DWP dan jajaran pengurus untuk saling bersinergi dengan pemerintah daerah agar angka stunting di Buteng dapat kita tekan. Sudah banyak langkah-langkah penanganan stunting dilakukan tahun 2022,” ujar Sekab Buteng, H Kostantinus Bukide saat menerima kunjungan Ketua DPW Sultra, Waode Munanah Asrun Lio di Buteng, akhir pekan lalu.
Kostantinus mengungkapkan, angka kemiskinan di Buteng masih sangat tinggi yakni mencapai 14,90 persen. Angka kemiskinan ekstrem Buteng berdasarkan Tim Penilai Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) mencapai 2,59 persen atau setara 2.424 jiwa. “Ini menjadi perhatian kita semua. Semoga kehadiran Ketua DWP Sultra bersama rombongan, memberikan manfaat serta motivasi kepada semua jajaran pengurus DWP di Buteng khususnya dalam penanganan stunting,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DWP Buteng, Ira Willis Kesumadoty berharap, kehadiran tim monev DWP Sultra dapat membantu pengurus DWP Buteng dalam memantapkan program-programnya di tahun ini. Dia pun berkomitmen menjadikan DWP Buteng lebih proaktif dalam isu-isu strategis daerah yang membutuhkan keterlibatan perempuan. Termasuk dalam hal penanganan stunting. “Kami sangat berterima kasih atas kunjungan Ibu beserta rombongan. Semoga ini dapat memberikan manfaat bagi Buteng,” tuturnya. (uli/c)