KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Masalah stunting merupakan persoalan nasional. Sejumlah Pemerintah Daerah di tanah air saat ini sedang getol menekan penyakit yang menghambat pertumbuhan anak tersebut, tak terkecuali Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka. Agar penekanan stunting di Bumi Mekongga lebih maksimal, maka Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Kolaka terjun langsung ke lapangan untuk membantu pemerintah setempat mengatasi persoalan tersebut. Olehnya itu, PDA Kabupaten Kolaka menggelar pelatihan advokasi pemimpin perempuan, Jumat (20/1).
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, DR. Tri Hastuti Nur Rochimah yang hadir dalam kegiatan tersebut dan memberikan materi, mengungkapkan, pelatihan digelar untuk mendorong kepemimpinan perempuan dalam rangka pemenuhan akses hak atas kesehatan dan ekonomi. Salah satu alasan digelarnya pelatihan tersebut di Kabupaten Kolaka karena angka stunting masih tergolong cukup tinggi. "Prevalensi stunting Kabupaten Kolaka masih di atas 20 persen. Sementara, target prevalensi stunting nasional itu sebesar 14 persen di tahun 2024. Olehnya itu, kami mendorong dan bersinergi dengan pemerintah untuk menurunkan stunting," ungkapnya.
Akademisi Universitas Muhammadiyah Yogjakarta tersebut menjelaskan, salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini. "Perkawinan anak akan memperpanjang rantai kemiskinan dan melahirkan generasi yang rentan stunting serta kurangnya akses pendidikan. Ini isu yang penting sekali," tutur Tri Hastuti Nur Rochimah. Olehnya itu, dengan adanya pelatihan tersebut, maka diharapkan perempuan yang mengikuti pelatihan dapat menjadi pimpinan di tingkat lokal yang menyuarakan bagaiamana menyelesaikan masalah itu. "Kalau perempuan bicara atau menyampaikan isu di masyarakat, maka akan teratasi," yakinnya.
Koordinator Inklusi PDA Kolaka, Cahaya Rappe, menambahkan, inklusi ‘Aisyiyah memiliki lima isu utama program yakni upaya penurunan stunting, pencegahan perkawinan anak, pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi, peningkatan partisipasi perempuan serta pemberdayaan ekonomi. "Pelatihan advokasi Aisyiyah ini bertujuan membuat kader berkontribusi di desa masing-masing untuk mencari solusi dari masalah tersebut," tambahnya. Peserta yang mengikuti pelatihan tersebut berjumlah 40 orang dari tiga kecamatan. "Setiap kecamatan itu ada dua desa yang menjadi locus. Di Kecamatan Baula ada Desa Ulu Baula dan Puulemo. Di Kecamatan Wundulako ada Desa Tikonu dan Sabiano. Sedangkan di Kecamatan Samaturu ada Desa Ulaweng dan Konaweha. Setiap desa lima kader, ditambah dua orang dari kader kecamatan, termasuk empat orang pimpinan cabang Aisyiyah di luar locus," bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kolaka, Rahmat Hidayat, yang juga turut hadir dan memberikan sambutan pada kegiatan tersebut memberikan apresiasi kepada PDA Kolaka. "Organisasi ini sangat membantu pemerintah khususnya yang ada di desa dalam rangka pencegahan dan penanganan stunting. Semoga apa yang dilakukan dapat memotivasi para Pemerintah Desa untuk lebih maksimal menekan stunting," harapnya. Pelatihan advokasi tersebut juga dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sultra, Marlina Gazali dan Ketua PDA Kabupaten Kolaka, Hj. Andi Tenri Gau. Termasuk Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Muhammad Azikin serta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Agus Salim juga hadir memberikan dukungan terhadap program tersebut. (b/fad)