Karenanya, calon kepala daerah atau seorang politisi tidak boleh hanya bermodalkan keberanian, namun harus kuat dari aspek ilmu pengetahuan dan karakter. Sehingga ketika memimpin, banyak lahir inovasi-inovasi gemilang untuk memajukan daerah.
"Saat ini saya fokus bekerja mempersembahkan yang terbaik untuk Sultra, khususnya kota Kendari yang notabene adalah daerah pemilihan (Dapil) saya di Pemilu 2019. Dan biarlah rakyat yang menilai. Dan in sya Allah, tahun 2024 saya akan tarung di Pilwali Kendari untuk mengabdi memajukan Kota Kendari," ujar AJP.
Alumni Universitas Sydney ini mengaku telah matang maju di Pilwali mendatang. Ia bakal maju lebih dulu di Pilcaleg bulan Februari 2024 untuk membantu Partai Golkar mengumpulkan pundi-pundi kursi. Persiapan terus digelorakan dengan memantapkan eksistensi pengenalan dan penerimaan dirinya di tengah masyarakat Kota Kendari. Dengan menstimulus dua hal tersebut, otomatis elektabilitas kefiguran bisa merangkak naik dari tahun ke tahun.
"Elektabilitas diri dan penerimaan masyarakat merupakan dua hal berbeda. Tingginya tingkat popularitas belum tentu diterima di tengah masyarakat. Karenanya, kita hanya bekerja nyata memberikan kontribusi besar dengan ikhlas. Hasilnya biar rakyat yang menilai," tutur AJP.
Anggota DPRD Sultra itu belum mau terbuka soal siapa figur yang bakal mendampinginya sebagai calon wakil wali kota. AJP mengaku sudah jauh-jauh hari melakukan survei internal guna melihat pergerakan elektabilitas masing-masing. Beberapa nama sudah dikantongi. Ada yang berlatar belakang politisi. Ada pula tokoh masyarakat di Kota Kendari.
"Terkait siapa sosoknya belum bisa disampaikan ke publik. Pasca Pemilu Februari 2024, baru bisa diumumkan ke khayalak. Tentunya yang akan saya pilih menjadi wakil, memiliki elektabilitas dan penerimaan yang baik di tengah masyarakat. Dan mau berjuang bersama saat Pilwali nanti," tandas AJP. (ali/b)