New Ekspectation, Oleh: Hanna

  • Bagikan
Hanna

CERDAS
(Cerita Edukasi dan LiteraSi)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- 11 Januari 2023, kita melihat pemandangan tidak seperti biasanya di Rujab Jabatan Gubernur Sultra. Ada peristiwa unik yang mungkin jarang terjadi, bahkan belum pernah terjadi yakni pelantikan Sekda Provinsi yang berasal dari latar belakang guru. Suatu prestasi yang tidak terbayangkan dalam dunia perjalanan pemerintahan.

Setelah selesai pengambilan sumpah, saya bergegas ke Rujab Sekda. Di sana, sudah ramai. Antrean mobil dipenuhi tamu yang rata-rata kepala sekolah dan guru. Saya bangga dan penuh harap, semoga kebijaksanaan, dedikasi, dan kebaikan sang guru akan selalu menginspirasi kita untuk menjadi manusia yang lebih baik.

"Terima kasih Bapak Guru, karena selama ini telah menjadi pemandu dan mengajari saya. Banyak pelajaran hidup," demikian ungkapan mahasiswa yang pernah diajar beliau. Sebagai "panglima" dari ASN termasuk para guru, tentu beliau punya trik sendiri untuk mengubah perilaku produktif berdasarkan pada kajian ilmiah. Sekedar berpesan bagaimana mewujudkan suatu impian agar literasi masyarakat Sultra menjadi satu rujukan utama dalam segala kehidupan.

Saya punya pengalaman yang menarik untuk disimak. Ketika saya terbang dari Narita ke Chicago, di atas pesawat yang menerbangkan kami sekira 14 jam lamanya, saya melihat perilaku penumpang sangat berbeda. Ada yang membawa cemilan. Ada yang membaca buku. Ada yang menonton film dan sejumlah aktivitas lainnya.

Seorang pria berumur 45 tahun, tekunnya mempelajari dan memahami isi buku yang dibacanya. I like read some books, I am a teacher. Saya mencoba memahami salah satu buku yang ia berikan kepada saya, ternyata tentang sistem pendidikan. Buku itu membahas tentang kunci kesuksesan dan kemakmuran adalah pendidikan yang berbasis kebutuhan. Baik dalam kehidupan pribadi maupun karier masa depan. Pendidikan sangatlah penting.

Kami pun berdiskusi tentang pendidikan di Amerika, negara yang kami tuju. Ia sependapat dengan saya tentang mewujudkan pendidikan berkualitas diperlukan peran guru sangat penting. Tanpa guru berdedikasi, kemakmuran dan kesuksesan mungkin hanya menjadi cita-cita aspirasional.

Guru memiliki dampak yang signifikan terhadap pencapaian banyak orang. Saya melihat sistem pendidikan Amerika memiliki perbedaan mendasar dengan sistem pendidikan di Indonesia. Penilaian misalnya, di Indonesia lebih mementingkan nilai akhir daripada sebuah proses pembelajarannya sedangkan Amerika lebih mementingkan prosesnya. Dalam pandangan, apabila proses pendidikan berjalan baik, maka akan mendapatkan hasil yang baik pula.

Perbedaan lainnya yakni sistem belajar. Di Amerika, lebih menekankan belajar langsung praktik di lapangan, sedangkan di Indonesia lebih banyak penggunaan materi dalam setiap pembelajaran. Bahkan tidak jarang materi tersebut melebihi kapasitas otak untuk mencernanya.

Perbedaan selanjutnya, di Indonesia masih membedakan antara jurusan IPA dan IPS yang membuat siswanya hanya dapat memilih satunya. Namun di Amerika, siswa bebas memilih mata pelajaran apa saja yang diminati. Cara yang dipakai oleh Amerika dapat membuat siswa mengenali skill-nya.

Untuk melihat perkembangan anak/siswa di Amerika, tidak terpaku pada nilai rapor namun pada cara anak tersebut menjelaskan dan mengeksplorisasi sesuatu. Semua menitikberatkan pada prosesnya karena apabila prosesnya berantakan maka hasilnya juga akan berantakan.

Terakhir, sering ditemui siswa di Indonesia takut bertanya pada gurunya saat jam pelajaran berlangsung, karena mereka tidak mau di cap bodoh, dungu atau lamban oleh teman-temannya yang lain yang sudah mengerti. Mereka lebih memilih untuk bertanya apa yang ia tidak mengerti kepada gurunya di luar jam pelajaran.

Beda halnya di Amerika, siswa justru aktif bertanya pada jam pelajaran. Hal itu karena kemampuan guru meningkatkan motivasi bertanya siswanya. Salah satunya menambah komunikasi antar siswa dan guru dan melatih rasa percaya diri siswa.

Para siswa disana pun aktif bertanya apa yang ia tidak ketahui, karena mereka punya rasa ingin tahu yang besar. Siswa termotivasi bertanya karena kompetensi guru dalam mengaktifkan kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki. Guru benar-benar tulang punggung masyarakat. Mereka panutan bagi anak-anak, menawarkan bimbingan dan dedikasi, serta memberi kaum muda kekuatan pendidikan.

Karena guru, negara dapat lebih berkembang secara sosial dan ekonomi. Guru memberikan kekuatan pendidikan kepada generasi muda saat ini, sehingga memberi kemungkinan untuk masa depan yang lebih baik.

Guru menyederhanakan hal kompleks, dan membuat konsep abstrak dapat diakses siswa. Guru juga memaparkan anak-anak pada ide dan topik yang mungkin tidak mereka temui. Guru betul-betul sebagai tulang punggung dalam masyarakat.

Dalam buku itu tertulis, teachers truly are the backbone of society. They are role models to children, offer guidance and dedication and give young people the power of education. Because of teachers, countries are able to further develop socially and economically.

Saya dan pria tadi melanjutkan diskusi tentang lagu pahlawan tanpa tanda jasa yang menurut saya justru suatu statemen yang membuat guru banyak yang tidak berkreatif. Dalam pandangan beberapa orang, istilah pahlawan tanpa tanda jasa nampaknya bisa lebih diartikan secara intens. Pasalnya, mengandung makna filosofis mendalam. Artinya bahwa guru adalah seseorang yang tidak memiliki tanda jasa layaknya pahlawan revolusi, padahal dalam perannya mencerdaskan kehidupan bangsa, termasuk majas metafora.

Dalam kajian bahasa, metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Metafora adalah majas yang mengungkapkan sesuatu secara langsung berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dan lain-lain.
Dalam konsep ini, seyogynya istilah pahlawan tanpa tanda jasa tidak konstruktif dan tidak berkontribusi pada nilai yang disandang oleh sorang guru. Kalau boleh saya katakan, istilah itu tidak bermakna bagi guru.

Apa yang perlu dibangun oleh guru dalam proses belajar mengajar adalah keyakinan bahwa siswa akan tampil lebih baik jika ruang kelas dipimpin oleh guru yang antusias, terinspirasi, dan terlatih. Untuk memastikan siswa menerima pendidikan berkualitas tinggi, guru perlu melatih kemampuan berinovasi, meningkatkan kemampuan berinterkasi dalam pembelajaran sesuai kurikulum memimpin pelajaran yang dinamis dan efektif.

Komponen penting untuk pengalaman pendidikan yang sukses adalah fasilitasi pembelajaran dalam lingkungan yang ramah dan mendorong. Pensil Janji mengintegrasikan Pembelajaran Sosial dan Emosional (SEL) ke dalam inti program Dukungan Guru karena etos kerja berpusat pada lingkungan belajar yang mendorong di mana siswa dapat berkembang dan diatur dengan keterampilan untuk berhasil. (*)

New Ekspectation

  • Bagikan